Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

here i am :3

koreaan lagi ceritanya haha. ini lagu gue denger setelah menamatkan sebuah drama yang berjudul emergency couple.. drama tentang mantan suami istri yang berpisah di masa lalu karena banyak hal kayak labilnya masing masing dari mereka ditambah restu orang tua yang ga didapat ketika memutuskan menikah akibat beda kasta.. si cewek dari keluarga biasa dan si cowok adalah penerus keluarga dokter.. dan mereka bertemu lagi ketika sama sama menjalani internship sebagai di rumah sakit, lebih tepatnya mereka di emergency room.. ya begitulah :) perjuangan dan kocak kocaknya dapet.. bahagianya, galaunya ada sih.. bagus <3 Saranghae, Mianhae, Geuriwohae Saranghae, Mianhae, Geuriwohae Saranghae, Mianhae, Geuriwohae Neoreul ( I love you, I hate you, I miss you I love you, I hate you, I miss you I love you, I hate you, I miss you ) Gidaryeottjanha almyeonseo doraolggabwa na oneul do Niga olggabwa hogsi mot bulggabwa ireohge ( I waited for

sebuah warung kehidupan :)

Sebuah usaha kecil.. Ketika itu, saya dan adik saya yang laki laki masih sangat kecil. Saya berusia kurang lebih 10 tahun dan adik saya berumur tujuh tahun.. Saya kurang tau kapan tepatnya, yang jelas saat itu ayah sedang tidak bekerja dan kehidupan ekonomi kami hanya ditumpang oleh uang pensiun almarhumah oma..   Dan saat itu saya dan adik saya menikmati kegiatan kami sehari hari ; berbelanja beras berkarung-karung di sebuah pasar beras terbesar di Jakarta waktu itu..   Tiap belanja kami selalu diajak oleh ayah. Pulang naik bajaj dengan beras di dalamnya.. Saya dan adik duduk di atas beras waktu itu.. Tiap hari melayani para tetangga yang datang membeli, ataupun sekedar mengepak ngepak gula dan apapun itu namanya di saat ayah kami mengantarkan pesanan ke rumah rumah tetangga waktu itu.. Lalu pada akhirnya saya tahu bahwa modal yang digunakan ayah dan ibu untuk membeli etalase dan barang barang lainnya ternyata berasal dari seorang reternir. Ibu dan ay

sebuah tulisan lama

Tentang sebuah sepatu.. Awalnya aku membeli sebuah sepatu yang digunakan hanya untuk pesta.             Warnanya yang bagus membuatku tertarik.  Selain itu harganyapun tidak terlalu mahal.  Ketika dicoba pun kaki langsung nyaman dan aku mengatakan “iya, aku mau membeli sepatu ini” Nyokap Cuma bisa pasrah walaupun beliau menyarankan pilihan lain agar aku membeli yang lain, aku malah membeli sepatu pilihanku.. Karena saking sayangnya dengan sepatu itu aku dirumah tidak langsung menyobanya kembali. Hanya pamer pada adik adikku kalau aku memiliki sepatu baru. Aku menyimpan sepatu itu dengan rapi di kotaknya dari awal membeli. Lalu tibalah menjelang hari H... Ketika aku akan menggunakannya untuk pertama kalinya.. Malamnya aku mencoba, duh ternyata masih terlalu kegedean. Dan telapak kakiku berkali kali merosot ke bagian depan.. Duh, gimana ya ini pikirku.. Belum lagi aku harus menggunakan kaos kaki buat menutupi telapak kaki. Ternyata benar, s