Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

All You Can Eat : Sushi Joobu

Hai! Long time no see! Biyasalah, deadliners yang terbiasa dikejer-kejer kandidat yang musti diisi terus akhirnya membuat saya agak mendiamkan blog ini (ceilah, bilang aja enggak ada topik) :p Oke, jadi belakangan ini saya sudah mengidam-idamkan makan sushi setelah sekian lama (satu atau dua bulan mungkin) akhirnya terpuaskan hari sabtu kemarin. Sebelumnya saya sudah beberapa hari saya janjian sama dengan teman saya yang kebetulan adalah "sushi addicted" juga sama seperti saya. Berdasarkan rekomendasi dari temannya juga waktu itu akhirnya kita berdua memutuskan untuk kesana. Hari sabtu siang, doi masuk setengah hari dan bela-belain jemput saya dari kantornya yang di daerah Pulogadung ke Pondok Bambu terus pergi menuju ke arah Kelapa Gading yang ternyata melewati kawasan Pulogadung pula. So sweet ya doi :'') Nama tempatnya Sushi Joobu. Letaknya ada di Jl. Kelapa Gading Boulevard, Blok WD2 No. 19, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota J

Kartu merah untuk Gerrard

Pertandingan Manchester United-Liverpool semalam benar benar seru dan berakhir bahagia (buat saya). Akhir pertandingan ditutup skor 2-1 untuk kemenangan Manchester United. Well, biasanya setiap saya menonton pertandingan, biasanya MU akan kalah. Makanya ketika semalem menang, saya luar biasa leganya. Tidurpun nyenyak. :)) Bertanding di Anfield, Mu tampil dominan dengan menguasai hampir sepanjang pertandingan. Semalem saya sempat terlewat dengan goal pertamanya Juan Mata di menit ke empat belas dikarenakan saya harus memijit kaki ibu saya dulu. Rutinitas tiap malam. Oke, ketika goal pertama terjadi adik dan ayah saya diam. Saya tahu mereka anti MU. Terutama adik saya, dia Liverpundilan (sebutan untuk penggemar Liverpool). Lalu saya memberanikan diri untuk menonton pertandingan tersebut dengan perasaan harap-harap cemas. Karena pertandingan ini sangat krusial buat kedua klub yang ingin mempertahankan posisi ke empat demi masuk ke zona Liga Champion di musim depan. Oke. Babak pe

Aku Benci Perpisahan!

Enggak akan ada yang siap dengan perpisahan. Semua orang yang dekat ataupun sekedar kenal nama. Entah itu karena putus cinta, kematian, pekerjaan, ataupun kelulusan. Apapun itu yang memisahakan beberapa orang yang dulunya dekat lalu terpisah jarak. Ah.. Aku benci dengan yang namanya perpisahan. Tidak ada yang enak dengan tidak bertemunya dengan orang-orang lama. Lalu kembali menjadi sendirian.. Jumat ini melow sekali menurutku. Entah karena cuacanya yang mendung atau karena aku melihat apa yang seharusnya tidak aku lihat. Tapi bagaimana mungkin jika aku baru saja dekat dengan mereka dan mereka pergi begitu saja ? Tidak. Hampir semua perpisahan memang dipaksakan keadaanya. Tidak ada yang menginginkannya meskipun mereka sadar bahwa perpisahan itu pasti datang. Lalu apa yang harus aku lakukan ketika aku melihat mereka satu persatu pergi meninggalkanku sendirian dan aku masih saja tetap disini? Sungguh, aku membenci perpisahan...

Medical Representative

Sewaktu saya bekerja menjadi Sales Customer Opticians di Kimia Farma, tentunya melayani pelanggan itu adalah harus yang sebaik-baiknya. Lalu, yang saya ingat adalah ada laki-laki yang waktu itu katanya sedang menunggu dokter mampir ke tempat saya, melihat-lihat frame katanya. Sebagai sales di tempat tentunya saya sambut dong itu orang. Saya layani sebaik-baiknya. Eh ternyata dia cuma melihat-lihat saja. Begitupun dengan besok-besoknya. Lama lama saya KZL juga kan. Akhirnya saya berani untuk bertanya masnya ini siapa. Terus dia menjawab saya dari Ka*Be. Waktu itu saya enggak ngeh, tapi memang begitu dokter umum yang buka praktek di Kimia Farma datang, biasanya dia buru-buru langsung menemuinya. Nah. Itu perkenalan saya yang pertama dengan seorang Medical Representative. Lalu, saya juga kebetulan dekat dengan SPG yang ada di apotek saat itu. Cerita-cerita lah kita. Salah satu SPG mengaku adiknya menjadi MR sekarang dan udah tajir. Punya motor bahkan. Saya bingung kan dengan is

Akuntan vs Psikolog

Kmrn siang saya cari buku di perpus.. setelah dapet bukunya, saya cari tempat duduk buat baca. Satu-satunya bangku yg kosong di sebelah cewek cantik. Karena di perpus ga boleh berisik, saya bertanya lirih ke dia, "mbak, saya boleh duduk disini?" Eh.. tau-tau dia jawabnya keras banget.. "elo mau duduk disebelah gw supaya bisa ngajak gw tidur ntar malem..? Gak sopan banget sih loe..!!" Haduuh.. satu perpus ngeliatin gw dengan pandangan jijik.. Males ribut, saya gak jadi duduk, dan balik lagi ke rak mau balikin buku. Eh tuh cewek nyusul saya, trus berbisik.. "mas, saya psikolog, saya suka mengamati bagaimana reaksi cowok terhadap penolakan dan jika dipermalukan.. maaf ya kalo bikin kaget.." Saya jawab aja dengan suara keras.. "hah.. lima ratus ribu..?? Mahal amat.. security bilang tarif loe cuma seratus ribu..??" Satu perpus pada ngakak sambil lempar2 kertas ke dia.. sementara dia cuma bisa bengong.. Trus saya bisikin dia.. &

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Begitu baca judulnya yang terlintas di kepala saya adalah "ini pasti novelnya berat".. Tapi ya ternyata saya ditempeleng oleh kata kata "Dont judge the book by the cover".. Ringan. Asli. Setiap kata yang dituliskan Darwis Tere Liye itu sungguh penuh makna. Selalu cantik. Walaupun endingnya saya tidak terlalu menyukai tapi jalan cerita yang dituliskan melalui kata-katanya membuat saya melupakan ketidak-enakan ending cerita tersebut. Cerita ringan mengenai kehidupan sosial, keluarga, cinta dan harapan dikemas menjadi sebuah alur yang sangat sangat tidak terduga. Kalau saya sudah membaca cerita seperti ini biasanya akan lupa diri. Waktu bisa saya sangat singkat ketika sibuk membolak balikan halaman demi halaman demi ujung cerita yang tidak terlintas sejak awal. Oke. Cerita tentang sepasang kakak beradik yang bernama Tania dan Dede adiknya yang masih berusia sebelas dan delapan tahun harus bekerja demi makan. Mereka pengamen jalanan. Lalu suatu saat

Seuntaian Kata

Hi, Kalian.. Iya, kalian yang selama ini saya anggap teman.. Entah kalian menganggap saya ini apa.. Hi, Kalian.. Yang mungkin harus kalian ketahui adalah.. saya ini punya hati dan perasaan loh.. Yah, mungkin kalian lupa.. Hi, Kalian.. Bisakah memberi teguran cukup sekali dan tidak usah menyinyir? Katanya kalian ini teman. Teman yang baik katanya bisa memberikan ucapan yang santun kepada temannya. Itu juga mungkin saya lupa.. Hi, Kalian.. Tak sadarkah kalian bahwa keluhan keluhan yang kalian lontarkan pernah saya rasakan juga? Perbedaannya adalah saya berusaha menekannya mati-matian, sedangkan kalian tidak. Kalian sekarang hanya sibuk dengan pekerjaan kalian. Tapi tidak merasakan kesibukannya orang dengan dua persoalan (Kuliah dan Bekerja) yang mereka berusaha untuk tidak dikeluhkan. Memikirkan keuangan dirinya dan keluarganya. Berjuang di kehidupan. Sedangkan kalian? Tidur tinggal tidur. Makan tinggal makan. Mereka tidak seberuntung kalian.. Masih mengel

Kantin Karyawan Plaza Senayan : Genteng Hijau

Kantin Genteng Hijau, belakang Ratu Plaza Kalau rata-rata pada membuat review tentang restoran-restoran wah, kali ini saya mau membuat review tempat makan di kawasan perkantoran Jakarta. Banyak yang menyebutkan dengan "genjo, tengjo,sampai green roof" untuk sebuah kantin karyawan tersebut. Ternyata asal muasal dari daerah tersebut dikarenakan ya memang gentengn kantin tersebut berwarna hijau tua, dengan bangunan tingkat dua di bawahnya. Untuk tanggal-tanggal tua biasanya saya suka makan disini jika tidak membawa bekal dari rumah. Selain karena harganya yang super murah, variasi menunya sangat beragam jika dibandingkan dengan menu di food court. Makanan yang kesannya "makanan Indonesia banget" tersedia disana. Mulai dari yang paling umum seperti ayam bakar, gado-gado, rawon, soto mie, makanan ala ala restaurant 99 kayak capcaipun ada sampai yang jarang saya temui (norak ya) seperti sup salmon dan ayam bakar rica-rica khas Manado. Rasanya? Cukup bikin m

Taktik Kelinci

Seekor kelinci sedang duduk santai ditepi hutan. Tiba-tiba datang seekor rubah jantan yang besar hendak memangsanya. Lalu kelinci itu berkata: “Kalau memang kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.” Rubah merasa tertantang, “Dimanapun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Sepuluh menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat. Kelinci kembali bersantai. Tiba-tiba datang seekor serigala besar hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata: “Kalau memang kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.” Serigala merasa tersinggung. Dalam hatinya ia berpikir, “Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Lima belas menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha serigala dan melahapnya deng

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng

Cita-Cita : Dulu, Sekarang dan Masa Depan

"Kalau kamu sudah berkeluarga, kamu harus tetap bekerja ya mak. Jangan sampai kayak mama yang cuma menunggu hasil dari papamu tiap bulan doang" Itu kata Ibuku, yang sudah dua puluh dua tahun mengabdikan diri mengurus suami dan anak-anaknya kepadaku ketika ia merasa jenuh dengan rutinitasnya. Menurut saya, rasanya hidup sebagai ibuku yang notabennya adalah murni Ibu Rumah Tangga itu bukanlah buruk. Justru saya melihat Ibu saya yang mencurahkan seratus persen waktunya untuk rumah membuat anak-anaknya sangat dekat dengannya, bisa mencurahkan segala isi hati dan kegiatannya sehari-hari kepada Ibu. Bukankah itu suatu kenikmatan tersendiri ya melihat anak-anaknya dari masa kecil hingga dewasa tetap meletakkan Ibu sebagai nomor satu di daftar "tempat curhat" ? Yah, sisi enggak enaknya adalah ketika dia mau atau ingin membelikan sesuatu untuk dirinya sendiri adalah dia hanya menunggu "jatah" dari suami. Itupun dia masih mikir-mikir lagi karena balik lagi, d

Selamat Jalan, Melly Puspitasari.

Setelah sekian lama saya tidak menuliskan sesuatu di halaman pribadi saya ini baru saya muncul lagi dengan judul yang “sinetron banget”   Saya berusaha untuk menahan tangis saya ketika saya memutuskan untuk berbagi perasaan saya kali ini. Butuh usaha yang cukup besar untuk itu. Sebelumnya saya ingin mengucapkan... Innalillahi wa innalillahi rajiun.. Bicis berduka.. Saya benar benar tidak menyangka bahwa akan sesedih ini kehilangan sahabat untuk selama-lamanya.. Sahabat saya, Melly Puspitasari baru saja berpulang ke Rahmatullah tanggal 3 Maret kemarin dikarenakan penyakit demam berdarah setelah almarhumah melahirkan anak keduanya di sebuah rumah sakit di daerah Pamulang.. Anaknya lahir dengan selamat pada tanggal 2 Maret pada pukul 11.00 siang melalui operasi saecar. Perempuan yang dinamakan Arbelia Dwirizky Saputro dengan berat 2,4 kg itu sangat cantik. Demi Tuhan, Mel.. anak lo cantik banget. Yang saya tahu adalah almarhumah tidak mau dilakukan pros