Langsung ke konten utama

married

umur segini rasanya udah bukan umurnya lagi buat ngomongin pacaran (baca : 20 tahun ).
rasanya pengen buru buru nikah aja. tapi mau sama sapa?
calonnya aja belum ada hahahahah :'D
Apalagi akhir akhir ini banyak banget undangan nikah yang mulai berdatangan.

uuu

gimana dong? tiba tiba galau #eeaa

banyak banget temen yang pacaran, manis sih. banget. tapi ga sedikit juga yang mengalami fase putus cinta.
ngenes aja gitu, kasian.

#buruannikahingue

wkwkwkwkwkwkw

apalagi liat rekan rekan kantor yang notaben nya adalah ibu ibu yang (ga) muda lagi. ngomongin tentang manis-pahitnya pernikahan.
hufft.

balik lagi ke diri pribadi sih...

memang lo udah siap secara fisik dan psikis nces?

*fisik sih udah, psikis yang masih tanda tanya : sanggupkah gue nanti menerima keseluruhan sifat orang yang kelak jadi suami gue?*


memang lo udah bagusin agama lo biar suami lo nanti juga bagus secara agama?

*inisih yang paling jleb, belum. ke halaman aja kadang masih suka ga pake jilbab. kelakuan juga belum bagus bagus amat. ga sabaran, gampang marah*

memang lo udah siap secara materi nces?

*buakakakakak! ya gitu deh. gue sendiri belum siap buat ngatur keuangan. masih suka hedon. gajian-abisni-gajian-abisin.*

banyak sih yang jadi bahan pertimbangan yang menentuukan seseorang itu siap ato ga siap nikah.
nikah itu bukan hal yang mudah. menyatukan dua kepala yang jauh berbeda, menanggung tanggung jawab bersama. 
tapi gue mau nikah muda, dan inshaa Allah ga mau ngelewatin masa patjaran. maunya ya patjaran setelah nikah, lebih sweet gitu :') tp ya hati manusia ga ada yang tahu. kadang suka berfikir "munafik banget sih lo nces"
sekarang sih cuma bisa usaha, berdoa dan tawakal. gatau deh siapa jodoh gue.
udahan ah hihi :3 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...