Langsung ke konten utama

Graduation Day. *foto yang lain menyusul*

Jakarta Convention Centre, 19 Desember 2015

Dear Allah,
Alhamdulillah. Untuk segala nikmatMu selama ini.
Alhamdulillah. Untuk segala ridhoMu pada kemudahan di setiap jalan yang saya lalui.
Alhamdulillah.
Hari ini, melengkapi satu tahun tiga bulan yang lalu.
Hari ini, melengkapi kebanggan saya.
Hari ini, menjadi tempat pembuktian saya kepada kedua orang tua saya.
Saya berhasil, papa. Saya berhasil, mama.
Putri pertama kalian berhasil melewati satu tahap kehidupan.
Baru melewati satu tahap.
Kedepannya masih banyak tahapan yang harus dilewati. Sendirian.
Tanpa suntikan dana ataupun bantuan tenaga kalian.
Tapi usaha sendiri. Pemikiran sendiri.
Saya mungkin bukan yang terbaik.
Saya hanya duduk di bangku depan. Bukan yang terdepan.
Tapi percayalah, saya sudah mengusahakan yang terbaik.
Hanya IPK 3,42 yang mampu saya berikan.
Bukan 3,59 atau bahkan 4.
Saya berharap terlepas dari berapapun nilai saya, kalian bangga terhadap saya.
Dear Mama, Papa.
Akhirnya saya merasakan memakai toga dan baju hitamnya dengan penuh rasa haru.
Setelah selama ini saya hanya bisa membayangkan melalui foto mama wisuda.
Hari ini diwujudkan menjadi nyata.

Saya sah bergelar Sarjana Psikologi.
Semoga berikutnya sah menjadi istri kamu #eeaa



Komentar

  1. Waaah, congrads! Welome to the real world. Semoga semakin sukses ya setelah lulus. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih! Aaamin, thanks mbak Dewi Permata Sari :)

      Hapus
  2. congraduation, dear!semoga gelarnya membawa banyak berkah ya :)

    http://petitecovered.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. thank you mbak Fitria Listie buat doa nya :)

      aku visit balik ya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...