Langsung ke konten utama

Day 3 - A Memory


Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam.

Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri.

Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa.

Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya.

Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yang biasa ketemu setiap hari, sekarang hanya di weekend. Melepas rindu dengan sekedar berpelukan erat dan lamaaaaaa sekali ketika kita mau pulang. Mau taruhan? Aku masih mengingat wangi aroma tubuhmu hingga saat ini.

Bagiku, memori atau kenangan itu yang membuatku bahagia, kalau yang kuingat malah membuatku sedih atau sakit itu namanya trauma.

Mau tau kenangan yang membuatku masih enggak bisa memaafkan orang itu hingga saaat ini?

Ketika seorang Ibu, memanggilku pelacur, Saat aku tidak bersalah apa apa, hanya sekedar membela diriku sendiri karena aku mau membuktikan semua yang dituduhkannya itu salah. Beliau mendorongku ke tembok hingga mengatakan hal itu padaku, anak gadisnya. Yang melakukan segalanya untuk beliau tersenyum, yang diteriaki makian malam malam untuk mengusir kami semua (ayah, aku dan kedua adikku) karena saat itu aku benar benar tidak tahan dengan omongan kasarnya.

Maaf ma, aku harus menumpahkan disini, karena kelak suatu saat ketika aku sudah bisa menyembuhkan diriku dari luka batinku selama ini, kenangan ini akan jadi pelajaran yang sangat berharga,

Tentang menjadi seorang Ibu yang menjaga perkataannya dan perlakuannya, seorang istri yang patuh dan hormat pada suaminya, dan seorang istri yang setia pada suaminya.

Yang mungkin, engga pernah kudapatkan sosok itu selama ini.

Kembali lagi pada masa sekarang, ku duduk depan laptop. Dengan segelas air putih dan sebutir panadol merah, mencoba mengingat kembali kenangan yang berkesan atau trauma yang belum sembuh. Hingga kantuk itu datang kembali dan aku, memutuskan untuk menyudahi tulisan ini. 







 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...