siang itu disebuah restoran fast food, Djakarta pusat....
perempuan itu duduk sambil sesekali mengduk minumannya yang tinggal menyisakan es batu di dalamnya.
sama seperti perasaannya siang itu. Campur aduk.
di hadapannya ada seorang sahabat yang menggunakan kacamata tebal hnya duduk sambil memainkan tab-nya.
sambil ia menyedot minumannya ia pun menutup gadgetnya lalu bertanya pada perempuan itu..
"jadi gimana mal?"
"kamu mau cerita apa?"
perempuan itu hanya diam..
lalu berkata...
"sepertinya emang harus diakhiri, ong"
"batas toleransiku udah sampai pada ujungnya"
"udah mati rasa, kalau dibilang"
lalu sahabat perempuan itu bertanya lagi.
"kamu udh bilang mau udahan sama dia?"
"udah, ong"
"rasanya kalau udh begini aku udah kehilangan harga diri ku sendiri ong"
"aku sendiri yang tiap malem ngarep bisa ngobrol banyak. Menunggu dia sejam-dua jam untuk mandi sama makan terus ngobrol lama, ternyata cuma bis 15-20 menit waktunya."
"aku tau ong dia pasti lelah. tapi......"
lidah perempuan itu kembali kelu.
"percuma ong, ada ataupun tidak ada dia aku tetap aja sendiri. Kemana dia saat aku butuh? kemana dia saat aku ingin ditemani?"
"aku salah ong ngarepin orang yang KATANYA serius itu?"
keong hnya menatapku prihatin..
"aku ga minta materi kok ong, beneran deh. Aku ga pernah minta apapun barang bernilai"
"aku cuma ingin waktu dia aja"
"kayaknya dulu dia pernah ngomong kalo dia bisa dia mau nemenin aku nyebar angket hari sabtu"
perempuan itu menelan ludahnya sendiri, getir.
matanya sudah berkaca kaca.
keong memberinya sebuah tisu
"udah mal.. jangan nangis..."
"ternyata apa?"
"dia malah milih naik gunung. emang ternyata dia ga pernah mau kan buat sekedar nemenin aku"
"yang sepele kayak gitu aja dia ga mau ong, apalagi nanti yang butuh perhatian ekstra"
keong lagi lagi hanya menatapnya sedih..
"selama ini emng dia ga ngitungin juga aku keluar rumah cuma buat ketemu dia harus bohong dulu"
"aku ga pernah bilang ,ong sama orang tua kalau sempet ketemu dia di luar. Dan ketika mengantarku pulangpun selalu dipinggir jalan sekarang. Dimana harga diri lo kalau gitu ong?"
"iya, bener mal."
"sedangkan dia ngelarang ngelarang aku buat ketemu sama temen cowok aku ong, dan aku pun terpaksa negur temenku yang itu. tapi sempet dalem juga loh temenku itu bilang "nces, kita temenan baik baik loh"
keong hanya diam dan mengusap pundakku, tanda prihatin.
dirumah...
*bbm alert*
keong : if i were you, i will break up. then move on. so, i can open the book then"
emang sih, teori ga semudah prktek.
aku harap sih kamu mikir lagi aja dulu, pertimbangkan lagi mateng mateng. harus siap kondisi apapun,
inget ya mal, ayam KFC aja ad harganya loh.
:p
perempuan itu hanya tersenyum kecil lalu mulai mengetik balasannya...
to be continued....
perempuan itu duduk sambil sesekali mengduk minumannya yang tinggal menyisakan es batu di dalamnya.
sama seperti perasaannya siang itu. Campur aduk.
di hadapannya ada seorang sahabat yang menggunakan kacamata tebal hnya duduk sambil memainkan tab-nya.
sambil ia menyedot minumannya ia pun menutup gadgetnya lalu bertanya pada perempuan itu..
"jadi gimana mal?"
"kamu mau cerita apa?"
perempuan itu hanya diam..
lalu berkata...
"sepertinya emang harus diakhiri, ong"
"batas toleransiku udah sampai pada ujungnya"
"udah mati rasa, kalau dibilang"
lalu sahabat perempuan itu bertanya lagi.
"kamu udh bilang mau udahan sama dia?"
"udah, ong"
"rasanya kalau udh begini aku udah kehilangan harga diri ku sendiri ong"
"aku sendiri yang tiap malem ngarep bisa ngobrol banyak. Menunggu dia sejam-dua jam untuk mandi sama makan terus ngobrol lama, ternyata cuma bis 15-20 menit waktunya."
"aku tau ong dia pasti lelah. tapi......"
lidah perempuan itu kembali kelu.
"percuma ong, ada ataupun tidak ada dia aku tetap aja sendiri. Kemana dia saat aku butuh? kemana dia saat aku ingin ditemani?"
"aku salah ong ngarepin orang yang KATANYA serius itu?"
keong hnya menatapku prihatin..
"aku ga minta materi kok ong, beneran deh. Aku ga pernah minta apapun barang bernilai"
"aku cuma ingin waktu dia aja"
"kayaknya dulu dia pernah ngomong kalo dia bisa dia mau nemenin aku nyebar angket hari sabtu"
perempuan itu menelan ludahnya sendiri, getir.
matanya sudah berkaca kaca.
keong memberinya sebuah tisu
"udah mal.. jangan nangis..."
"ternyata apa?"
"dia malah milih naik gunung. emang ternyata dia ga pernah mau kan buat sekedar nemenin aku"
"yang sepele kayak gitu aja dia ga mau ong, apalagi nanti yang butuh perhatian ekstra"
keong lagi lagi hanya menatapnya sedih..
"selama ini emng dia ga ngitungin juga aku keluar rumah cuma buat ketemu dia harus bohong dulu"
"aku ga pernah bilang ,ong sama orang tua kalau sempet ketemu dia di luar. Dan ketika mengantarku pulangpun selalu dipinggir jalan sekarang. Dimana harga diri lo kalau gitu ong?"
"iya, bener mal."
"sedangkan dia ngelarang ngelarang aku buat ketemu sama temen cowok aku ong, dan aku pun terpaksa negur temenku yang itu. tapi sempet dalem juga loh temenku itu bilang "nces, kita temenan baik baik loh"
keong hanya diam dan mengusap pundakku, tanda prihatin.
dirumah...
*bbm alert*
keong : if i were you, i will break up. then move on. so, i can open the book then"
emang sih, teori ga semudah prktek.
aku harap sih kamu mikir lagi aja dulu, pertimbangkan lagi mateng mateng. harus siap kondisi apapun,
inget ya mal, ayam KFC aja ad harganya loh.
:p
perempuan itu hanya tersenyum kecil lalu mulai mengetik balasannya...
to be continued....
Komentar
Posting Komentar