Langsung ke konten utama

NEW ME!

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakaaaaatuh!

Hi!

Back to my blog again, after more than one year vakum alias no blogging after aku nulis tentang si mochilolo yang udah meninggal.

2018.

Semacem tahunnya penuh pelajaran hidup yang berharga untuk aku dan keluargaku. Persis usia 25 tahun.

Rencanaku untuk menikah putus. Tentang seseorang yang pernah aku ceritakan dalam postingan sebelumna, iya. Kami putus. Lebih tepatnya aku sih, yang memintanya pergi meskipun saat itu aku lagi butuh butuhnya dia banget. One point of my love story, dont ever ask someone to go when you know they are everything for you kalau tidak yu akan menyesal. HAHA.
Kami sudah membicarakan masa depan. Keluarga besarku sudah bertemu dengan keluarganya.
Dan restu sudah dapat dari dua belah pihak, dimana restu dari keluarga besarku pun selama ini susah di dapat. Huh! Thats the saddest part ever that i know.

Tapi ya begitulah, Allah swt dengan segala macam ketentuannya. Belum jodoh.

Papa mama resmi pisah. Iya, pisah rumah dan status. Di saat aku, akan menginjakkan kakiku ke jenjang hubungan yang seriuuuuuus. Ekonomi papa lagi jatuh sejatuh-jatuhnya, dan mama bukan tipe orang yang bisa menerima itu, akupun sudah berkorban sebisanya. Semaksimal mungkin, hingga membuatku sampai saat ini masih merasakan dampaknya.

Mentalku rapuh. Akupun kerja ga karuan saat itu. Well kantor ku pindah waktu itu, aku di tempatkan di Cengkareng, which means aku terpaksa ngekost karena emang jarak Pondok Bambu - Cengkareng bukan hitungan deket lagi.

Saat itu semua bermasalah. Semua aspek. Papa, dalam kodisi terusirnya karena membela aku (aku gabisa cerita semua disini, tapi yang jelas, posisinya memang mamaku yang sudah keterlaluan) dalam kondisi jobless. Nekat untuk nge-grab. Usia hampir 50 tahunan. Karena beliau bukan sosok yang berpangku tangan saja. Meski mentalnya juga hancur. Diperlakukan seperti itu.

Aku secara tidak langsung melampiaskan semua emosiku ke Dia. Dia yang sebenarnya tidak mempermasalhkan status keluargaku yang broken home, aku menuduhnya terus terusan, padahal dia sangat amat baik memperlakukanku dan keluargaku saat ini.
Damn, i know i hurt him so much.

Dan begitulah perpisahan yang aku minta, di-iya-kannya.

Akupun menata kembali semuanya sendiri. Belajar untuk lebih sabar, menahan segala macam perasaanku sendiri. Memasrahkan semua kembali ke Allah swt serambi aku tetap menjalani hidupku layaknya orang normal yang tidak ada masalah apapun. Aku tertawa di siang, malamnya aku menangis dalam sujudku.



Aku cuma bertekat tetap menjadi anak perempuan yang kuat, seornag kakak yang cukup baik untuk dicontoh untuk ketiga adiknya. Alhamdulillah. aku memiliki adik yang sangat sangat luar biasa.

Tapi, jika kuingat masa itu. Papa yang stiap hari keluar rumah mengandalkan akun grab-nya, pulang ketika tengah hari untuk membelikan makan siang untuk adikku dan kmbali ke jalan masih mengiris hati sih. Mau nangis lagi rasanya. Kami bertahan. Tidak bergantung kepada siapapun kecuali Allah swt.

Allah swt tahu mungkin ya, papaku orang baik. Melalui tanganNya, papa mendapatkan kembali pekerjaan melalui orang yang dibantunya dulu ketika kami masih tinggal di komplek.
He offer him jobs at his office. Papa dapet gaji. Papa tidak perlu berpanas panas lagi di jalan :')

Dan sekarang,

tahun 2019.

Adik keduaku mau lulus kuliah, adik bontot mendapatkan nilai yang amat baik di UNBK SMPnya.
Alhamdulillah. Akupun mulai bisa menata kembali tujuan hidupku kembali ;)


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...