Langsung ke konten utama

Terima Kasih, Diriku.

Hey, 

Apa kabar?
Sempat bikin tulisaaan panjang lebar mengenai perjalanan singkat di awal 2020 ke Bandung, tapi akhirnya terbengkalai, hehe.

Kondisi masih belum baik ya semua? Sama. 
Dari pertengahan tahun lalu kita sama sama dipaksa prihatin oleh keadaaan, mungkin sekarang jauh lebih berat ya? Atau bisa jadi, sudah terbiasa?

Iya, terbiasa menjalani masa masa sulit dan malah akhirnya sudah terlalu pasrah dan kebas sama kondisi hidup. Mau menangis? sudah terlalu banyak air mata yang terbuang. Mau mengeluh? Sudah terlalu sering menghentak hentakkan kepalan tangan pada meja. Mau teriak? Belum ada tempat yang khusus buat ngeluarin isi kepala, takut disangka orang dengan gangguan jiwa, hehe.

Pada akhirnya,
Yang bisa dilakukan hanyalah menerima dan menjalaninya bukan?
Fase menerima ini sih yang mungkin sulit banget buat kita lakuin tanpa rasa terima kasih dahulu kepada diri kita sendiri,

Betul,
Terima kasih buat diri sendiri.

Gue banyak merenung dan berpikir atas apa yang udah terjadi di hidup gue selama 4 tahun kebelakang ini, mulai dari yang gagalnya hubungan gue dan si mas nya, pisahnya orang tua secara tidak baik dan teror nyokap hingga sampai detik ini, cicilan (nyokap) gue yang belum lunas lunas,  bokap yang stroke di akhir 2019 dan adek gw yang belum dapet kerjaan menetap, corona sekarang, mikirin kuliah adek gue yang bontot2, terakhir, adek gue positif covid dan Alhamdulillah sembuh.

Subhanallah sih, 
Kalau bisa dibikin buku perihal perasaan gue mungkin akan menghabiskan beberapa jilid kali, 
keluh kesah gue, apapun itu yang gue rasain ketika harapan gue ga pernah jadi nyata, betapa menyedihkannya hidup gue juga. 

Tapi yaa setelah dijalani yaa gue mampu sih. Gue bisa, dan gue pasti bisa,

Semalem, gue sempet tersentil sih sama ceramahnya ust Hanan. Kalau mau melihat kejadian kejadian atau mukjizat mukjizat dalam hidup kita, yaa perbaiki Iman. Tapi Allah gue rasa baikkk banget, menciptakan gue sedemikian rupa hingga jadi seperti ini, juga kejutan kejutan kecil di luar nalar gue yang kadang Masya Allah aja sih bisanya. Terima kasih Allah.

Yang jelas, 
setelah mengalami berbagai macam hal, gue patut bangga sih sama diri gue sendiri.
Gue harus banyak banyak berterima kasih. 
Terima kasih untuk tidak pernah menyerah.
Terima kasih untuk mampu bertahan hingga detik ini.
Terima kasih untuk mau belajar mengendalikan emosi sedikit demi sedikit,
Terima Kasih untuk mau menerima kenyataan takdir bahwa ya hidup gue seperti ini, apa adanya, dan menyadari bahwa ujian orang itu berbeda beda, 
Terima kasih untuk mau mengakui semua kesalahan di masa lalu dan mau memperbaikinya.
Terima kasih karena sudah mau belajar mau menjadi kakak sekaligus orang tua yang baik dan mau mendengarkan adik adiknya.
Terima kasih untuk mau menjaga dirinya dari hal hal yang mungkin bisa merusak.
Terima kasih buat setiap tangisaan, moody-an dan mau-an yang kadang muncul karena kita manusia biasa, akui aja,







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Event : JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017

Yeaaay, Event pertama kelar. Dan lanjut ke event selanjutnya. Yah, karena saya bekerja di stasiun televisi lokal yang lebih banyak acara yang bersifat news, event ini tidak jauh - jauh dari event politik,eh tapi enggak ada politik-politiknya sama sekali sih. Enggak ada kampanya, enggak ada debat. Event ini lebih kepada pengenalan lebih kepada calon pemimpin DKI Jakarta 2017 nanti dan peresmian stasiun tv kami sebagai stasiun resmi pilkada DKI dari KPU. Dan saya bekerja di dalamnya. Sedikit bangga. Event ini dinamakan... JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017 Bentuk undangan yang kami sebar. Pemilihan panitianya enggak ada sama sekali dilibatkan. Tahu-tahunya nama saya ada di dalam susunan LO atau Liasion Officer bareng Dian, Mas Eko dan Aisyah. Dasar Pak Okie.. Mana saya tahu kan liasion officer itu apaaaaa dan tibatiba dicemplungin gitu aja.Ternyata setelah saya baca baca lagi, LO itu penghubung antara pihak yang diundang dengan penyelenggara acara. Setelah prakteknya

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendiri.   Hadir