Langsung ke konten utama

hey you, 29!

 29 tahun.

Setahun sebelum memulai semua dengan usia kepala tiga. 

Hey, happy birthday to me.

Berat ya? Capek? Rasanya pengen nyerah aja enggak sih? 

Well, sampai tulisan ini diketikpun, aku rasa aku masih berkutat di perasaan yang gitu gitu aja,

Sedih, melihat yang lain sudah melangkah lebih jauh, meskipun mereka selalu bilang "kita sama" tapi tidak buat inferioritasku.

Merasa kecil, kerdil, menjadi orang orang di sekelilingku adalah pikiranku saat ini. Rasanya pengen aja nangis, tapi ya nangis enggak akan menyelesaikan masalah bukan?

Akhirnya, ya cuma melangkah sedikit demi sedikit. 

Banyak hal juga sih yang udah bisa ku lakukan demi diriku sendiri. Menyibukkan diri dengan melakukan banyak hal yang bisa aku lakukan adalah caraku untuk tetap "hidup" dan bernafas.

Salah satunya ya memasak. What? 

An achievement for my life. 

Di saat terpaksa dan kepepet, biasanya manusia akan bisa mengeluarkan kemampuan dia yang sesungguhnya. Dan ini terjadi padaku. Banyak biaya yang harus ditekan, jadi ya mengharuskan aku buat terjun ke dapur.

Memulai dari yang sederhana, dan akhirnya malah terbiasa. And im proud of it, Alhamdulillah sih, enggak hancur hancur banget dan beberapa menjadi favouritenya adik adikku,

Seenggaknya salah satu cita citaku sebelum nikah bisalah terwujud. Terbiasa dengan tugas dapur, meski kata orang orang jaman sekarang sih perempuan gak wajib masak kok, mereka bebas jadi dirinya sendiri. Percaya deh, ketika masakan kamu dipuji dan dihabiskan, itu menyenangkan loh. Serius hehe.

Proses selanjutnya adalag merawat diri sendiri, udah setahun konsisten di skincare dan yah, alhamdulillah juga mulai ada hasilnya, sedikit demi sedikit. Berani bareface ataupun makeup simple. 

Aku cuma pengen menyenangkan orang yang bersamaku saja nanti. Tidak muluk kan? Selebihnya ya buat kepuasan sendiri dan rasa percaya diri aja, kalau aku, ndak jele jele amat.

Kemudian berlanjut ke masalah hati, mungkin.

Ga ada resolusi juga sih sebenernya tahun ini harus punya pasangan. Toh, selama ekonomi ku juga belum stabil, aku cuma akan menyusahkan diri sendiri dan pasanganku kelak.

Dear kamu, kita sama sama berjuang ngerapihin hidup dulu ya? Semoga pas udah rapih, kita bisa jalan barengan dengan enak. Trust me, yang terbiasa sebagai anak ngalamin ekonomi yang ga enak bersama orang tuanya, pasti ga akan mau mengulang hal yang sama untuk keluarganya juga, kelak.

Hati aman? 

Aman juga alhamdulillah,

Sudah enggak ada rasa kangen sama mantan atau mimpiin doi selama....

dua bulanan ini lah. 

Udah ikhlas, bismillah, udah apa ya, 

memaklumi semua yang terlewat sebagai proses pendewasaan diri aja sih, nanti postingan tentang doi juga akan aku hapus. Eh menurut kamu perlu enggak? Hehe. 

Well, i found someone. Engga nemu juga sih, karena dia bukan barang dan kami, belum pernah ketemu. Tapi rasanya pengen sharing appapun, pengen dia tau apapun, ya ada. Pengen semuanya berjalan pelan pelaan, ga buru buru ya ada. Pengen apapun itu, dinikmati sesuai porsinya.

Udahlah, tentang doi masih segitu, karena ya masih terlalu awal. Kalo kata orang, pamali diceritain dulu sebelum jelas :D


Terima kasih sudah membaca gaes :))



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...