Langsung ke konten utama

ME = INFERIORITY COMPLEX

assalamualaikum! udah lama ge ngeblog gue (baru 2 mingguan) padahal.. haha.
malam bulan sucu ramadhan ini entah kenapa gue selalu flashback sama diri gue.
dan sekarang, sambil dengerin more than me - jang dong gun, gue mau ngebahas sesuatu.
penyakit lama gue. kenapa penyakit lama?
karena itu udah gue endap lama banget. dan gue sadar gue terjangkit penyakit itu. 
apa itu?

inferiority complex.

perasaan rendah diri yang akut buat gue dan sampe sekarang sih menurut gue sedikit rasa itu mulai lepas, tapi selalu muncul lagi ketika gue dihadapkan pada orang yang jauh lebih unggul dr gue..
mungkin definisi ilmiahnya bisa diliat ini loh.

kenapa bisa begitu? iya... karena pada dasarnya gue pengen banget menunjukan " who i am " tapi selalu kebentur ketakutan karena malu, takut salah, takut diketawain dan sebagainya.
selalu seperti itu,
ngeliat orang yang lebih pinter, lebih cantik, lebih supel aja bikin gue ngerasa "duh nour, lo ga ada apa apanya deh dibandingkan mereka" alhasil, gue lebih banyak diam.
harusnya emang ga boleh kayak gitu. iya gue sadar tiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing dan gue mau ga mau harus terima itu.

gue ngerasa minder setengah mati ketika dihadapkan ke sebuah lingkungan baru makanya bisa diliat berapa jumlah teman teman deket gue sekarang, bisa diitung dengan jari.
yah begtulah :(
semakin banyak gue belajar psikologi, semakin gue tau siapakah diri gue. jadinya yaa, sekalian menganalisis diri sendiri lah.
dulu, awal awal gue nyangka gue ngidap bipolar disorder, udah gitu bangga lagi. di taroh di status :I padahal, setelah kesini baru gue ngerti, bipolar disorder adalah sebuat gangguan jiwa :(

kenapa sih gue bisa kena penyakit itu?
setelah gue inget inget, hal ini ga lepas dari cara didik orang tua gue. kadang mereka ga sadar bahwa yaa membanding bandingkan gue terus terusan dengan sosok anak ideal mereka.
apalagi keluarga besar di pihak bokap gue juga gitu. banding bandingin buat motivasi sih ga masalah. tapi jangan terlalu sering. itu pelajaran yang gue dapet.
remaja mana yang ga sedih kalau selalu dibanding bandingin dengan kehidupan orang lain? mungkin saat ini gue bisa terlepas dari itu semua. tapi ada satu sisi dari gue yang bermain dengan kata "andai aja dulu.."

ditambah pula dengan kegagalan yang sering gue alami ketika tes masuk perguruan tinggi 3 tahun lalu. itu makin menambah rasa rendah diri yang akut.

yaa sekedar sharing aja sih, semua hal itu pasti mempunyai hubungan kausal. walaupun akibatnya ga bisa dirasakan dalam jangka waktu yang singkat, namun itu berefek panjang kedepan, makanya berfikir duku sebelum berkata ataupun bertindak.

yaa, efeknya kadang gue ngerasa ga seharusnya gue mendem potensi yang harusnya bisa gue keluarkan lebih sih, tapi ya balik lagi. kebentur masalah inferiority complex lagi.

udahan dulu ya ngebahas inferiority compleksnya... nanti lanjut lagi :))


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...