Langsung ke konten utama

part one


pertemuan singkat itu masih teringat di ingatanku.
tentang kedatangan sosok berperawakan putih dan memiliki mata yang sipit seperti orang cina pada umumnya..
hanya saja saat itu kedatangannya bertujuan.
sampai akhirnya saat ini , semuanya melenceng dari harapan.

doaku saat itu hanya meminta waktu supaya bisa sembuh dari rasa sakit itu.
ternyata kedatangan keduanya di sebuah kampus di jakarta pusat itu pada sore harinya membuatku semakin berpikir siapa sih orang ini?
dan ia memberiku sebuah jilbab. dan aku senang. sesimpel itu sih sebenernya. ga ada perasaan apa apa. yang ada cuma seneng karena punya kenalan baru, orang baru di pergaulanku. dan sore itu dia mengantarku pulang.

lalu kedatangannya yang ketiga di kantorku (sekarang mantan kantor tepatnya :')) pada hari minggu kira kira pukul 5 sore dengan tujuan yang sama sih sebenernya tapi ternyata ia lupa membawa tujuan dia ke kantor aku.
akhirnya yang ada mengalirlah percakapan demi percakapan.
akupun heran.
kenapa aku bisa ngomong selancar itu pada orang asing itu padahal dengan orang yang ku kenal lama pun kadang suka kehabisan omongan. Hingga ga berasa jam kerjaku habis. lagi lagi dia mengantarku pulang. Dan obrolan kita berlanjut di meja persegi di teras rumahku.

itu udah berapa kali kedatangannya ya?

oh iya. tiga kali!

sesudah itu kadang obrolan yang nyeleneh nyelenehpun dibahas lewat sosial media.
sampai saat itu rasanya belum muncul.
entah sebenernya kapan rasa itu muncul...

sampai ketika ia bercanda dengan mengatakan "khitbah"

sebenernya aku tau artinya, cuma untuk lebih yakin sih tanya tanya ke orangnya langsung.
saat itu seluruh bagian sistem saraf pusatku bertanya "ini cowok apaan sih belum apa apa udah ngomong yang berat begitu"

yaudah deh begitu aja sampai akhirnya aku melihat perubahan warna dari putih ke merah dan kembali putih lagi di hadapanku secara langsung. :)


-----to be continued-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...