Langsung ke konten utama

maaf dan terima kasih

selamat pagi :)
it have been a long time since i didnt write anything, isnt it?

actually, gue belum bisa menata perasaan menjadi (seenggaknya) lebih baik dari kemarin. Toh, tenyata ada sesuatu dalam diri gue yang hilang.
perkenalkan, namanya semangat :)

oia... tanggal satu kemaren seharusnya udah menjadi bulan yang keempat buat gue sama dia ngejalanin masa masa berdua.
masih baru sih, cuma apa gue doang yang kesannya lama banget.
orang asing yang baru masuk hidup gue itu ternyata mampu membawa pengaruh yang sangat besar sih..
dan bekasnya tertinggal disini (ceritanya nunjuk hati). Hehe..

Kenyataannya, memang dia bukan jodoh gue. Gue harus merelakan lagi (untuk yang kesekian kalinya)...
membawa kenangan pahit ataupun manis yang bikin air mata gue ga habis habis sampai sekarang.
Dan terus kepikiran, "untuk apa kita dipertemukan jika pada akhirnya kita memang tidak bisa bersama untuk selamanya?"

bukan, hal ini bukan karena ada masalah ataupun dia melakukan perselingkuhan di belakang.
Alasannya sederhana, tapi lebih menyakitkan dibandingkan dibilang "jablay" ataupun di selingkuhin pada akhirnya.
Seandainya waktu bisa diulang dan gue bisa lebih "ngeh" terhadap semuanya mungkin masih bisa diperbaiki.
Tapi enggak semudah itu..
sekalinya sudah palu diketok kita bisa apa, mengajukan banding? :''')

Mungkin apa yang gue anggep biasa pada awalnya ternyata enggak buat mereka.

maafkan aku, ga bisa menyadarkan kamu sejak awal :'(

Terima kasih untuk waktunya selama kurang lebih empat bulan ini udah nyediain afeksi yang cukup untuk aku.
Terima kasih untuk menjadi sandaran aku, luapan emosi aku ketika aku berada di titik terendah dan maaf udah bikin kamu saat ini berada di titik yang sama..

tapi serius deh, sayang aku ke kamu ga bohong :''''




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...