Langsung ke konten utama

Adaptasi

Beda kepala beda juga isi pemikirannya.
Sebenernya hal ini gue juga udah paham....
Setiap orang memiliki perspektif sendiri dalam melihat suatu hal...
Dan itu gabisa dipaksakan kepada orang lain untuk melihat dengan cara yang sama...
Tidak akan bisa...

Untuk masuk ke lingkungan baru pasti kita udah tau dong yanfg namanya adaptasi...
Adaptasi ga hanya berdefinisi "proses penyesuaian diri mahluk hidup di lingkungan barunya"

Iyaa ga sesederhana definisi dalam buku mata pelajaran ipa  anak anak sekolah dasar..
Tentu aja ketika orang masuk ke dalam lingkungan baru mau tidak mau dia harus memahami bagaimana orang orang dalam lingkungan  tersebut berpandangan...
Dan dia mau ga mau harus melebur ke dalam situ juga.
Bukan artinya dia mengasingkan prinsipnya.
Bukan...
Ada kalanya sebuah lngkungan tidak akan menerima kita jika kita tidak bisa mengikuti arus di dalamnya karena kita terlalu ketat dengan prinsip yang kita miliki..

Mungkin ada, lingkungan yang sangat mnghargai akan prinsip diri dan dinilai sangat baik. Biasanya hal itu cuma ada di lingkungan perusahaan perusahaan asing yang memegan prinsip individualistis.

Tapi jika diterapkan ke dalam bidaya kolektivitas yang kental, mungkin kita bisa di cap "kepala batu" ,"congkak" dan sebagaimana macamnya....

Terlebih yang terlahir dan besar di salah satu budaya, misalnya keluarga besar gue sendiri.
Mereka sangat memegang teguh adat Sopan santun, nilai nilai pendidikan dan harga diri. Keluarga gue ga tajir tajir amat. Biasa banget. Cuma yaa ketika gue pulang kampung akan terlihat bagaimana orang orang disekitar menghargai..

Iya... memang keliatannya sangat begengsi.
Tapi untuk menjaganya membutuhkan sampai beberapa generasi..
Saat gue masih kecil dan belum memahami mungkin hal itu ga akan berasa.
Tapi ketika gue beranjak dewasa dan mulai memikirkan hal hal yang berkaitan dengan masa depan gue.. ternyata hal itu harus dipertimbangkan..

Saat ini emang cukup tersiksa dengan segala macam ketentuan yang ada..
Tapi balik lagi ; mereka ingin yang terbaik dan tidak mencoreng nama keluarga.

Balik lagi ke proses adaptasi...
Dulu gue inget pas pertama kali masuk kantor lama yang notabennya orang dewasa semua gue mempertahankan prinsip gue sendiri

Apa yang gue anggap bemar itulah yang gue lakuin..
Perkataan orang lain ga mau gue dengerin..
Alhasil sempet ribut juga sih..


Akhirnya gue  sadar gue ga bisa selamanya seperti itu kalau ingin diterima baik di dalam lingkungan itu.
Gue minta maaf langsung ke orangnya..
Gengsi, iya. Takut lah pasti kalau kita salah ..

Alhamdulillah sampai sekarang ketika gue udah keluar kerjaan, hubungan gue dan orang orang disana masih sangat baik :')

Sekarangpun gue dituntut untuk beradaptasi dengan linhkungan kantor yg baru.
Adaptasi itu bisa lama ataupun sebentar.
Semua itu tergantung kita :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Event : JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017

Yeaaay, Event pertama kelar. Dan lanjut ke event selanjutnya. Yah, karena saya bekerja di stasiun televisi lokal yang lebih banyak acara yang bersifat news, event ini tidak jauh - jauh dari event politik,eh tapi enggak ada politik-politiknya sama sekali sih. Enggak ada kampanya, enggak ada debat. Event ini lebih kepada pengenalan lebih kepada calon pemimpin DKI Jakarta 2017 nanti dan peresmian stasiun tv kami sebagai stasiun resmi pilkada DKI dari KPU. Dan saya bekerja di dalamnya. Sedikit bangga. Event ini dinamakan... JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017 Bentuk undangan yang kami sebar. Pemilihan panitianya enggak ada sama sekali dilibatkan. Tahu-tahunya nama saya ada di dalam susunan LO atau Liasion Officer bareng Dian, Mas Eko dan Aisyah. Dasar Pak Okie.. Mana saya tahu kan liasion officer itu apaaaaa dan tibatiba dicemplungin gitu aja.Ternyata setelah saya baca baca lagi, LO itu penghubung antara pihak yang diundang dengan penyelenggara acara. Setelah prakteknya

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendiri.   Hadir