Langsung ke konten utama

mengulik cerita masa lalu *blushing*




di sebuah kampus swasta di Yogyakarta
kurang lebih 23-24 tahun lalu..
di semester akhir mereka mulai kenal dan akhirnya memutuskan untuk menikah..
yah pacaran dulu sik -,-

m : dulu papamu orangnya cupu banget mak, ngumpulnya sama orang orng yang pinter doang
aku : trus mama ketemunya gimana?
m : semester awal msih diem dieman.. trus pas udah di semester 7 menjelang skripsi mulailah kenal, pinjem pinjeman buku..
aku : aak ciyeee mama. sepik amat. hhah. terus jdiannya?
m : kayaknya g ada tuh tembak tembakan. jadi ya sering kemna mana berdua aja. obrolan nyambung. gitu aja
aku : eeaaak mama hihi.
m : jaman dulu kn ga ada hape yaudah pacarannya pulang kuliah. dia nganterin mama pulang ke kostan dulu. baru dia pulang ke kostnnya yang jau lebih deket dengn kampus dibndingkan kostan mama.
aku : terus pacarannya kemana ?
m : makan paling. mama kan dulu mnja banget apa apa munya ditemenin.
aku : ahhhhhhaa... tapi pernah ke pantai berdua kan? naik vespa? -,-
m : hehehe... iyaaa kalo lagi pengen aja..
aku : iri deh -3-
p (tiba tiba nimbrung) : iya. mamamu manjanya setengah mati. makan di warung kucing (istilahnya) deket kost aja mint dimenin.
aku : klo anak kost an gitu pacaran yang bayarin siapa pa? bayar sendiri sendiri gitu?
p : ya papa lah. tanya mamamu sana. dulu papa dikasi uang 7500 seminggu cukup tuh buat makan berdua.

aku : *amazing*


"tapi gini gini dulu papa berani loh mak dateng ke Jakarta (dulu dia di Yogyakarta) nemuin opa kamu (ayah dari mama) buat ngelamar mama kamu. sebelum papa dateng sama orang tua papa, ya papa temuin dulu sendiri orang tuanya. Nah papa mau juga gitu nanti calon suami kamu. Gentleman."

jleb.

*aamin*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...