Langsung ke konten utama

mamah!


"mak, sini pijitin mama dulu napa. Ngobrol dulu sebentar cerita tentang kerjaan kamu"
"iya... ma" kataku sambil ogah ogahan sebenernya. Antara ngantuk dan capek.

itu biasa, tiap malem. sebelum aku "keluar" dari pekerjaanku. Dan sekarang baru terasa.
udh ga ada bahan yang biasa diomongin lagi...
padahal beliaulah orang pertama yang langsung menangis begitu tahu aku tidak bekerja lagi.

aku baru sadar..
betapa kuatnya keinginan beliau ingin melihat anak anaknya bekerja, lalu cerita tentang keadaan sehari hari di tempat kerjanya.
di mana ia tidak mendapatkan kesempatan itu.
aku juga sampai saat ini masih belum mengerti mengapa beliau tidak bekerja. padahal beliau berhasil menamatkan gelar sarjana hukumnya...
ya, biarkan lah...
aku juga ga mau ngusik masa lalu..

mamaku.
yang memelukku ketika aku mengalami masa terpahitku.
yang memarahiku ketika aku berbuat salah..
yang bawel menyuruhku melakukan sesuatu dengan tidak asal asalan.
yang kadang kadang suka aku bilang manja karena selalu membutuhkan aku sekedar untuk cerita di saat aku lagi ga ada cerita

semakin kesini aku semakin sadar...
dia makin kesepian...
walaupun di rumah adik adikku sudah mulai beranjak besar..
saat ini justru dia sangat menghawatirkanku...

iya ma, aku belum mau meninggalkan rumah.
aku masih mau sekolah. bekerja baru.. meninggalkan rumah dengan seorang yang tangguh :)
tenang saja...

------------------------------------------------------------------------------------------------

agak puitis ya kesannya?
tapi itu memang keadaaan yang sebenernya..
orang tua ga akan pernah berhenti mengkhwatirkan keadaan anaknya meski si anak merasa sudah merasa mandiri.
tapi ketika si anak beranjak dewasa..lain lagi kekhawatirannya..

khawatir ditinggalkan anaknya..

"duh mak, perasaan kamu baru lahir kemaren, mama gendong gendong eh sekarang udah mau diambil orang aja"

ntah itu percakapan serius atau bhongan. tapi aku tau sih...

sudahlah...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...