"mak, sini pijitin mama dulu napa. Ngobrol dulu sebentar cerita tentang kerjaan kamu"
"iya... ma" kataku sambil ogah ogahan sebenernya. Antara ngantuk dan capek.
itu biasa, tiap malem. sebelum aku "keluar" dari pekerjaanku. Dan sekarang baru terasa.
udh ga ada bahan yang biasa diomongin lagi...
padahal beliaulah orang pertama yang langsung menangis begitu tahu aku tidak bekerja lagi.
aku baru sadar..
betapa kuatnya keinginan beliau ingin melihat anak anaknya bekerja, lalu cerita tentang keadaan sehari hari di tempat kerjanya.
di mana ia tidak mendapatkan kesempatan itu.
aku juga sampai saat ini masih belum mengerti mengapa beliau tidak bekerja. padahal beliau berhasil menamatkan gelar sarjana hukumnya...
ya, biarkan lah...
aku juga ga mau ngusik masa lalu..
mamaku.
yang memelukku ketika aku mengalami masa terpahitku.
yang memarahiku ketika aku berbuat salah..
yang bawel menyuruhku melakukan sesuatu dengan tidak asal asalan.
yang kadang kadang suka aku bilang manja karena selalu membutuhkan aku sekedar untuk cerita di saat aku lagi ga ada cerita
semakin kesini aku semakin sadar...
dia makin kesepian...
walaupun di rumah adik adikku sudah mulai beranjak besar..
saat ini justru dia sangat menghawatirkanku...
iya ma, aku belum mau meninggalkan rumah.
aku masih mau sekolah. bekerja baru.. meninggalkan rumah dengan seorang yang tangguh :)
tenang saja...
------------------------------------------------------------------------------------------------
agak puitis ya kesannya?
tapi itu memang keadaaan yang sebenernya..
orang tua ga akan pernah berhenti mengkhwatirkan keadaan anaknya meski si anak merasa sudah merasa mandiri.
tapi ketika si anak beranjak dewasa..lain lagi kekhawatirannya..
khawatir ditinggalkan anaknya..
"duh mak, perasaan kamu baru lahir kemaren, mama gendong gendong eh sekarang udah mau diambil orang aja"
ntah itu percakapan serius atau bhongan. tapi aku tau sih...
sudahlah...
Komentar
Posting Komentar