Hidup itu perjuangan.
Buat yang mau merasakan kemajuan dalam hidupnya.
Enggak bisa dipungkiri, terkadang rasa lelah yang teramat sangat menjadi teman sehari-hari.
Mau tidak mau, senang tidak senang harus dirasakan dalam satu waktu.
Tapi Insya Allah ketika keikhlasan menjadi landasan setiap kita melangkah, setiap kita melayani orang dalam bekerja, kemudahan lah yang kita dapatkan.
Saya juga terkadang masih suka tidak percaya bahwa saya telah melalui hidup dengan seperti ini.
Tidak bisa disebutkan dengan perjuangan tanpa henti sih,
Tapi saya bersyukur bahwa semangat saya untuk tetap melangkah seletih apapun yang saya rasakan masih ada.
Masih teringat di kepala saya ketika saya harus menjalani kuliah sambil kerja selama dua tahun, dengan pekerjaan yang sangat diluar kepasitas saya pada awalnya. Tapi nyatanya? Alhamdulillah saya berhasil melalui itu semua dengan baik. Tanggal 19 Desember nanti, secara resmi saya akan dinyatakan sudah lulus sebagai sarjana.
Skripsi saya kebut, hanya dalam waktu empat bulan saya berhasil untuk menyelesaikannya. Sebelum benar benar selesai, nyatanya saya kembali bekerja di perusahaan Jepang, walaupun dengan status internship.
Hingga saat ini...
Di saat teman-teman yang lulusnya barengan dengan saya masih mencari pekerjaan, saya tinggal bertanggung jawab dengan pekerjaan saya.
Nyatanya mimpi-mimpi saya sedikit demi sedikit dikabulkan dengan cara yang luar biasa sih.
Kalau dulu saya sempat merasakan makan hanya dengan nasi + kerupuk, sekarang....
Kayaknya keprihatinan yang sempat saya jalani terbayarkan..
Begitu pula yang sekarang adik saya nomor dua (setelah saya) rasakan.
Saya tidak menjalankan seperti yang ia jalankan sih, tapi saya melihat bagaimana dia berjuang setiap harinya belajar, membantu ibu saya (mengantar kan pesanan galon) setiap hari ataupun ketika saya dan ibu meminta tenaganya untuk mengantarkan kami.
Buat anak laki laki seusia dia ( saat ini 18 tahun ) mungkin akan sangat jarang yang mau melakukan apa yang dia lakukan..
Malu, minder dan sebagaimananya.
Alhamdulillah sekarang dia bisa mendapatkan apa yang tidak bisa saya dapatkan dulunya, masuk sekolah negeri. Iya, saat ini dia ngekost di daerah Purwokerto dari minggu lalu.
Ibu saya yang masih saja enggak rela bahwa anak laki satu satunya jauh dari rumah. Tapi ya balik lagi ..
Hidup itu perjuangan.
Ya begitulah.
Hidup itu berjuang.
Berjuang menahan diri.
Berjuang memerangi rasa malu.
Berjuang mengatasi rasa minder.
Berjuang dalam pengaturan energi, waktu dan emosi.
Berjuang dalam segala hal.
Berjuang untuk suatu hal yang patut diperjuangkan.
Buat yang mau merasakan kemajuan dalam hidupnya.
Enggak bisa dipungkiri, terkadang rasa lelah yang teramat sangat menjadi teman sehari-hari.
Mau tidak mau, senang tidak senang harus dirasakan dalam satu waktu.
Tapi Insya Allah ketika keikhlasan menjadi landasan setiap kita melangkah, setiap kita melayani orang dalam bekerja, kemudahan lah yang kita dapatkan.
Saya juga terkadang masih suka tidak percaya bahwa saya telah melalui hidup dengan seperti ini.
Tidak bisa disebutkan dengan perjuangan tanpa henti sih,
Tapi saya bersyukur bahwa semangat saya untuk tetap melangkah seletih apapun yang saya rasakan masih ada.
Masih teringat di kepala saya ketika saya harus menjalani kuliah sambil kerja selama dua tahun, dengan pekerjaan yang sangat diluar kepasitas saya pada awalnya. Tapi nyatanya? Alhamdulillah saya berhasil melalui itu semua dengan baik. Tanggal 19 Desember nanti, secara resmi saya akan dinyatakan sudah lulus sebagai sarjana.
Skripsi saya kebut, hanya dalam waktu empat bulan saya berhasil untuk menyelesaikannya. Sebelum benar benar selesai, nyatanya saya kembali bekerja di perusahaan Jepang, walaupun dengan status internship.
Hingga saat ini...
Di saat teman-teman yang lulusnya barengan dengan saya masih mencari pekerjaan, saya tinggal bertanggung jawab dengan pekerjaan saya.
Nyatanya mimpi-mimpi saya sedikit demi sedikit dikabulkan dengan cara yang luar biasa sih.
Kalau dulu saya sempat merasakan makan hanya dengan nasi + kerupuk, sekarang....
Kayaknya keprihatinan yang sempat saya jalani terbayarkan..
Begitu pula yang sekarang adik saya nomor dua (setelah saya) rasakan.
Saya tidak menjalankan seperti yang ia jalankan sih, tapi saya melihat bagaimana dia berjuang setiap harinya belajar, membantu ibu saya (mengantar kan pesanan galon) setiap hari ataupun ketika saya dan ibu meminta tenaganya untuk mengantarkan kami.
Buat anak laki laki seusia dia ( saat ini 18 tahun ) mungkin akan sangat jarang yang mau melakukan apa yang dia lakukan..
Malu, minder dan sebagaimananya.
Alhamdulillah sekarang dia bisa mendapatkan apa yang tidak bisa saya dapatkan dulunya, masuk sekolah negeri. Iya, saat ini dia ngekost di daerah Purwokerto dari minggu lalu.
Ibu saya yang masih saja enggak rela bahwa anak laki satu satunya jauh dari rumah. Tapi ya balik lagi ..
Hidup itu perjuangan.
Ya begitulah.
Hidup itu berjuang.
Berjuang menahan diri.
Berjuang memerangi rasa malu.
Berjuang mengatasi rasa minder.
Berjuang dalam pengaturan energi, waktu dan emosi.
Berjuang dalam segala hal.
Berjuang untuk suatu hal yang patut diperjuangkan.
Komentar
Posting Komentar