Langsung ke konten utama

Review : Roemah Kuliner Megaria



Assalamualaikum!
Memang, yang kita butuhkan di tengah penat adalah teman bicara yang baik dan tempat yang nyaman.
Enggak berasa udah lama banget sejak saya punya private time sama salah satu sahabat saya, fuji untuk bisa bercerita banyaaak.
Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing, mengejar mimpi masing-masing.
Dan yah, untungnya kami masih mau memaksakan untum tetap bisa ketemuan.
Seperti kemarin, akhirnya jadwal bertemu kami benar-benar terlaksana setelah berkali kali harus dipending karena pekerjaan.
Tadinya sih, maunya ketemuan di starbucks megaria, Jakarta Pusat.
Tapi setelah saya liat ternyata penuhh dan fuji tidak menyukai kopi.
Alhasil yang saya lihat disana ada tempat makan baru.

Namanya Roemah Kuliner.
Tempatnya sih semacam restoran-restoran high class gitu, makanya sebelum benar benar masuk saya googling dulu. Walaupun baru gajian, sayang aja kalau buat makan aja sampe beratus ratus ribu.
Alhamdulillah ternyata saya review harganya enggak se-mahal yang saya kira.

Akhinya saya masuk, disambut satpam dan mbak-mbak yang menjaga toko kuenya disitu.
Jadi roemah kuliner itu dibagi dua lantai, lantai pertama itu khusus kue lue dan lantai kedua baru tempat makannya.
Cat gedung luarnya putih dan arsitektur begitu masuk sudah modern.
Begitu masuk, cahaya lampunya agak remang-remang gitu. Enggak terang banget tapi, cenderung menimbulkan kesan ya "tempat dinner banget".

Iseng-iseng doong saya ke toiletnya dulu.
Mau liat aja. Bagus, rapi dan bersih ternyata. Mungkin karena baru juga tapi kesannya itu loh, luas banget. Ada tempat untuk meletakan tas ketika saya pipis. Enggak digantung, tapi semacam bangku kecil gitu.




Kurang lebih penampakannya seperti itu. Pewe kan? Cermin mana cermin??
Seloow haha.
Cerminnya segede gaban kok.



Ya. Intinya toiletnya menurut saya sempurna. Semoga seterusnya kebersihan dan kenyamanannya yerjaga ya.

Lanjut ke lantai dua, yang ternyata ada liftnya. Bagian ini saya lupa buat mengambil fotonya. Huhu. Full kaca padahal mah. Hehe

Penampakan atas di lantai dua. 
Romantis sih, suasananya hehe. Cuma salahnya tempat duduknya kurang, alhasil saya sempat menunggu sebentar dengan melihat-melihat ruangan lain selain tempat makan ini.

Ternyata ada lorong gallery nya loh. Isinya foto foto bersejarah daerah jakarya dengan tema hitam putih.



Begini penampakan lorongnya.
Sayangnya juga, enggak bisa ngambil foto disini karena banyak orang lalu lalang juga. Haha

Akhirnya saya balik lagi ke restoran untuk duduk. Alhamdulillah, ternyat udah dapet duduk.
Menunya variasi, ada yang spesialis nasi, mie, soto, nasi rames, sampai minumannya beda beda tiap deret.




Begitu tiap standnya. Pembayarannya disini menghunakan kartu khusus yang kita isikan dulu di kasir sebelum melakukan transaksi di stand yang mau kita beli.
Alhasil kemarin saya cuma ngisi 100.000 dan ternyata makanan saya cuma habis sekitar 63.000, sisanya dibalikin.
Soto ayam lamongan sama mie yamin. Ice lemon grass berry dan gatau pesenan fuji apaan tuh  :p

Sekiaaan reviewnya, makan malam ditutup dengan Alhamdulillah dan saya sih mau balik lagi kesitu.
Reccomended kok.


Komentar

  1. wahh termasuk murah ya
    untuk rumah makan sekelas itu.
    mewah namun sederhana.
    nice share mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak.. Lumayan sih. Bersih lagi. Apa karena masih baru ya hehe

      Hapus
  2. kayanya bagus juga selfie di lorong galerry nya itu he

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...