Langsung ke konten utama

bahagia itu sederhana

pernahkah kalian merasa sebahagia ini ?

sebahagia dengan perasaan yang kalian sendiri tidak bisa mendiskripsikannya?

coba deh,

bahagia itu sederhana. sangat sederhana.
hingga tanpa kalian sadari, sebenernya kita bahagia atas hidup sendiri..

bahagia itu sederhana, ketika gue ngerasa udah sepenuhnya ikhlas mantan gebetan gue jadian sama sahabat gue sendiri...

bahagia itu sederhana, ketika gue berhenti untuk membandingkan hidup gue engan hidup temen temen gue :)

bahagia itu sederhana, ketika gue sadar lebih baik gue lama "me-single" kan diri daripada pacaran dengan orang yang salah :)

bahagia itu sederhana, ketika gue menyadari bahwa gue mempunyai orang tua yang super luar biasa dengan adik adik yang super rame :)

bahagia itu sederhana, ketika gue menyadari bahwa gue mempunyai sahabat sahabat yang super setia. walaupun mereka memang tidak selalu ada, tapi gue tahu, mereka pasti ada :)

bahagia itu sederhana, ketika disamperin sama orang yang disukai dikantor. dihargai dengan sebegitu berharganya gue :) kamu benar benar sesuatu :))

bahagia itu sederhana, gue punya kerjaan disaat orang banyak masih mencari pekerjaan itu sendiri :)

bahagia itu sederhana,  gue punya rekan rekan ( lebih ke arah orang tua sih ) kerja di kantor yang tulus ngajarin supaya gue bisa maju :)

bahagia itu sederhana, gue bisa beli sepatu sampe 3 pasang dalam sebulan.(boros wey)

bahagia itu sederhana, gue mempunyai pasien yang senang kacamatanya baik juga bikin gue shock saking bahagianya.

bahagia itu sederhana, saling berbagi hari dengannya lewat socmed juga bikin semangat :D

bahagia itu sederhana, ketika gue tahu gue punya banyak temen yang siap sedia bantu gue :)

sesimpelkah bahagia itu ? ya. menurut gue sih banyak hal hal yang sebenernya bisa negesin . YA DIRI GUE BAHAGIA. sayangnya, sudah terlalu malam dan gue mengancuk -_-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...