Langsung ke konten utama

Out of My Comfort Zone

 Bismillah,


Harusnya sih hal ini udah kuceritain setahun lalu, atau bahkan lebih. Karena ketika aku memulai menata hidupku, aku menata semua muanya, termasuk keluar dari pekerjaan sebelumnya.

5 Trik untuk Keluar dari Zona Nyaman | Smartmama

Mungkin aneh, buat sebahagiaan orang, ketika aku saat itu di posisi kantor yang lama sudah cukup tinggi, sebagai coordinator, at least level nya di atas staff, sebagai Human Resources lagi, Lagi lagi, waktu itu keputusanku ya aku yakin kok, jadi yaa modalnya adalah pengalaman kerjaku selama 6 tahun di belakang aja. Dan saat ini udah mau berjalan 2 tahun aja di tempat sekarang. 

Sekarang, aku cuma bekerja sebagai salah satu staff operational di salah satu asuransi swasta yang cukup memiliki banyak nasabah, dan diperhitungkan juga, Dari yang biasanya banyak berhubungan dengan manusia, sekarang lebih banyak mengolah system dan data proccessing. 

Alhamdulillahnya, temen dan mentor disana sih cukup membantu sih, karena tau sendiri kaaan, orang HR nyangsang di dunia insurance which means, engga ada sama sekali pengetahuan atau basic tentang itu. Banyak banget hal baru, dan penyesuaian dengan tempo kerja disitu.

Cukup seneng sih, meski kadang di awal suka nyindir diri sendiri, kenapa cemen banget mau mauan ngelapas jabatan buat posisi baru dimana emang dari sisi benefit emang jauh lebih baik sih. 

Setelah ngerasain kerja di retail, farmasi, media, hotel dan sekarang insurance.., engga bisa bohong sih,

Benefit di insurance emang paling menjanjikan, bukan untuk diri sendiri aja, tapi untuk keluarga. Asuransi kesehatannya sih. Beberapa kejadian membantu banget kemaren ketika sakit, dan berobat menggunakan asuransi kantor tuh rasanya..... Alhamdulillah. 

Tapi, kalau mau mikir mikir sih, sebanding dengan tuntutan kerja disini, gila, Kadang berangkat pagi, balik paling malem. Kerjaan kayak engga ada habisnya, selalu ada. Develop system, verifikasi dokumen, proccesing incoming dan lain lainnya. Kepala sampai sakit dan yaudah kayak engga bisa buka handphone banget sih kalau lagi on duty.

Ditambah, ketika kamu masuk situ, orang orang disana udah tau kamu itu bawaan siapa. Kayak makin under pressure ga sih? Im gonna make it by my self. Dinyinyir, disindir, atau bahkan kayak dijauhin sih pernah secara engga langsung. Tapi sekarang ornag yang kayak gitu udah pada resign semua. Karena kan bawaan ya beda. Punya tanggung jawab lebih besar sih menurutku, engga bisa semena mena.

Dan satu lagi, salah satu ilmu lagi dalam dunia kerja yang back office banget adalah, politik kantor itu nyata adanya guys :D




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...