Langsung ke konten utama

Kata mama

Kata mama,
Aku udah ada di kandungan ketika mama masih kuliah. Waktu itu mama menikah dengan papa yang notabennya kakak kelas mama di bangku kuliah.
Dan aku ada ketika mama sedang menyelesaikan skripsinya.
Jadi, di dalam kandungan aku udah di rangsang untuk  belajar.
Makanya ga heran jaman aku SD udah seneng banget ngerjain buku buku soal latihan.
Tanpa disuruh.

Kata mama,
Aku lahir 21 tahun lalu waktu subuh di Jakarta. Karena masih ada kakek dan nenek dari mama, makanya aku dibawa ke rumah sakit, bukan bidan..
Maklum, cucu pertama dari keluarga mama..

Kata mama,
Ketika aku lahir, aku keliatan kayak orang cina. Mata sipit, kulit putih, rambut tebel.
Bahkan oma, sempet kanget karena dikiranya aku terakhir tanpa tangan.
Maklum, bobot bayi 3,4 kg saat itu udah gemuk.
Pipi beleber kemana mana, gemuk. Saking montoknya sampe tangan ga keliatan..

Kata mama,
Begitu aku di taroh di box bayi, orang orang pada ngeliatin. Karena aku bayi paling gemuk saat itu.

Kata mama,
Aku jalan baru di usia satu tahun empat bulan, karena ngomongku lebih lancar duluan waktu itu.
Tapi begitu jalan, aku ga mau dipegangin. Bahkan ketika diajak ke dufan dan aku baru bisa jalan  saat itu, aku memilih untuk menolak ketika akan dipegangin papa. Dari situ kata mama aku udah keliatan mandirinya.

Kata mama,
Ketika aku di kampung, aku sering dibilang mandiri sama orang2. Entah keliatan dr mananya
gatau. Dan saat itu aku belum mempunyai adik.

Kata mama,
Kalau aku waktu kecil dimarahi, aku langsung mengadu pada oma  dan akupun dibela. Ujung ujungnya mama sama oma yang marahan. Dan aku, diajak pergibjajan sama oma.

Kata mama,
Dulu aku kalo main selalu diberesin lagi.

Kata mama,
Aku udah kenyang sama susahnya hidup.
Pengalaman sebagai anak yant mengikuti hidup orang tuanya yg mulai dari nol bikin aku sekarang udah dewasa.

Kata mama,
Ketika papa dan mama lagi pisah, mama sering ngeliat aku dari sholatnya.
Padahal saat itu mama di jakarta dan papa di jawa.
Dan aku saat itu kata papa lagi sakit.

Sekelibat tentang aku.
Menurut mama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...