Langsung ke konten utama

Seuntaian Kata





Hi, Kalian..
Iya, kalian yang selama ini saya anggap teman..
Entah kalian menganggap saya ini apa..

Hi, Kalian..
Yang mungkin harus kalian ketahui adalah..
saya ini punya hati dan perasaan loh..
Yah, mungkin kalian lupa..

Hi, Kalian..
Bisakah memberi teguran cukup sekali dan tidak usah menyinyir?
Katanya kalian ini teman.
Teman yang baik katanya bisa memberikan ucapan yang santun kepada temannya.

Itu juga mungkin saya lupa..

Hi, Kalian..
Tak sadarkah kalian bahwa keluhan keluhan yang kalian lontarkan pernah saya rasakan juga?
Perbedaannya adalah saya berusaha menekannya mati-matian, sedangkan kalian tidak.
Kalian sekarang hanya sibuk dengan pekerjaan kalian.
Tapi tidak merasakan kesibukannya orang dengan dua persoalan (Kuliah dan Bekerja) yang mereka berusaha untuk tidak dikeluhkan.
Memikirkan keuangan dirinya dan keluarganya. Berjuang di kehidupan.
Sedangkan kalian?
Tidur tinggal tidur.
Makan tinggal makan.

Mereka tidak seberuntung kalian..

Masih mengeluh juga?

Hi, Kalian..
Kalian beruntung bisa sekantor dengan teman-teman kalian lagi.
Tak cukupkah membicarakan pekerjaan kalian di hadapan kami?

Kami yang tidak sekantor dengan kalian mungkin tidak apa-apa saat ini, tetapi bagaimana dengan teman yang belum mendapatkan pekerjaan?

Hi, Kalian..
Saya tidak mengharapkan pamrih,
Tetapi seenggaknya teman kalian itu bukan bertiga atau berempat saja.
Kita ini sekarang berdelapan.

Hi, Kalian..
Semoga kalian bisa mengerti ya. Saya kesal ataupun saya berusaha mengatakan untuk "jangan mengeluh" itu bukan karena saya ingin pamer kok.
Sungguh.
Saya ingin kalian cepat sadar, betapa banyaknya yang menginginkan posisi yang sama dengan kalian.
Betapa banyak orang yang dengan miris berkata "oh itu bukan rezeki saya" diam diam dalam hatinya meskipun dia yang pertama kali memberikan info itu kepada kalian..

Hi, Kalian.
Betapapun euforia kalian yang pertama kali bekerja, pekerjaan tetaplah pekerjaan.
Syukuri dan nikmati saja yang ada.
Jenuh, capek, pusing sudah pasti.
Tapi membagikan perasaan negatif tidak membuat diri kalian menjadi positif di mata orang lain.

Saya menuliskan ini berharap tidak ada yang membacanya di antara kalian.
Karena takutnya terjadi kesalah-pahaman kembali. Dan saya tidak menginginkan itu terjadi.

Tapi yang jelas..
Saya sayang kalian :))



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...