Seekor kelinci sedang duduk santai ditepi hutan. Tiba-tiba datang seekor rubah
jantan yang besar hendak memangsanya. Lalu kelinci itu berkata: “Kalau memang
kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi
santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.”
Rubah merasa tertantang, “Dimanapun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Sepuluh menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.
Kelinci kembali bersantai. Tiba-tiba datang seekor serigala besar hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata: “Kalau memang kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.”
Serigala merasa tersinggung. Dalam hatinya ia berpikir, “Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Lima belas menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.
Kelinci kembali bersantai. Tiba-tiba datang seekor beruang besar hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata: “Kalau memang kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.”
Beruang merasa tertantang dan berkata, “Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Tiga puluh menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha beruang dan melahapnya dengan nikmat.
Ketika sore sudah tiba, kelinci melongok kedalam lubang, sambil melambai berkata: “ Hai keluarlah, hari sudah sore, besok kita teruskan!”
Keluarlah seekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap harimau berkata, “Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang, dan saya tidak perlu berlari mengejar mangsa.”
****
Seandainya si kuat selalu mengalahkan si lemah dan yang besar pasti selalu mengalahkan yang kecil, hidup pastilah membosankan dan kemenangan tidak terlalu menggembirakan. Justru karena manusia dianugerahi kecerdasan yang memampukan dirinya berpikir kreatiflah yang menyebabkan hidup menjadi penuh warna dan sarat serba kemungkinan. Dan Itulah hidup yang penuh seni dan inovasi, yakni hidup yang bukan hanya dihayati dengan penggunaan kreativitas dan imajinasi untuk mewujudkan sesuatu.
Kreativitas adalah kemampuan melihat sesuatu walaupun belum ada. Memang demikianlah bekerjanya seni itu. Dengan kekuatan imajinasi, insane-insan kreatid sudah dapat menggambarkan apa yang akan dihasilkannya dan dengan itu pula ia mendapat gairah melaksanakannya.
Pekerjaan semestinya dihayati sebagai seni. Dalam menghadapi persaingan bisnis misalnya, diperlukan perumusan strategi yang bukan hanya mempertimbangkan factor-faktor yang dapat dihitung tetapi juga potensi-potensi yang bersifat spekulatif. Untuk itu pula diperlukan seni mengalokasikan kekuatan dan kelemahan dan menciptakan sinergi diantara kekuaran-kekuatan yang ada untuk mengeliminasi kelemahan.
Kelinci dalam kisah diatas menghadapi ancaman dari rubah, serigala dan beruang dengan cara yang kreatif. Dari pengalamannya., kelinci memahami sifat-sifat binatang buas itu yang sangat mengandalakan kekuatannya dan menganggap remeh lawan. Itulah sebanya kelinci yakin betul, mereka akan meladeni tantangannya dan bertarung dimana saja. Termasuk disarang kelinci yang tersembunyi, tempat dimana kelinci telah menjalin kerjasama dengan harimau untuk memangsanya.
Kecerdikan kelinci membaca psikologi hewan-hewan besar itu tentu saja tidak cukup. Ia juga harus mampu membujuk harimau dengan cara menjanjikan makanan lezat tanpa perlu kerja keras. Dan dengan kecerdasannya berdiplomasi, harimau berhasil dirangkulnya membuat dirinya selamat dari pemangsaan dan bahkan memenangi pertarungan.
Rubah merasa tertantang, “Dimanapun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Sepuluh menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.
Kelinci kembali bersantai. Tiba-tiba datang seekor serigala besar hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata: “Kalau memang kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.”
Serigala merasa tersinggung. Dalam hatinya ia berpikir, “Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Lima belas menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.
Kelinci kembali bersantai. Tiba-tiba datang seekor beruang besar hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata: “Kalau memang kamu beranai, hayo kita berkelahi dilubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.”
Beruang merasa tertantang dan berkata, “Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?” Mereka pun masuk kedalam sarang kelinci. Tiga puluh menit kemudian kelinci menggenggam setangkai paha beruang dan melahapnya dengan nikmat.
Ketika sore sudah tiba, kelinci melongok kedalam lubang, sambil melambai berkata: “ Hai keluarlah, hari sudah sore, besok kita teruskan!”
Keluarlah seekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap harimau berkata, “Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang, dan saya tidak perlu berlari mengejar mangsa.”
****
Seandainya si kuat selalu mengalahkan si lemah dan yang besar pasti selalu mengalahkan yang kecil, hidup pastilah membosankan dan kemenangan tidak terlalu menggembirakan. Justru karena manusia dianugerahi kecerdasan yang memampukan dirinya berpikir kreatiflah yang menyebabkan hidup menjadi penuh warna dan sarat serba kemungkinan. Dan Itulah hidup yang penuh seni dan inovasi, yakni hidup yang bukan hanya dihayati dengan penggunaan kreativitas dan imajinasi untuk mewujudkan sesuatu.
Kreativitas adalah kemampuan melihat sesuatu walaupun belum ada. Memang demikianlah bekerjanya seni itu. Dengan kekuatan imajinasi, insane-insan kreatid sudah dapat menggambarkan apa yang akan dihasilkannya dan dengan itu pula ia mendapat gairah melaksanakannya.
Pekerjaan semestinya dihayati sebagai seni. Dalam menghadapi persaingan bisnis misalnya, diperlukan perumusan strategi yang bukan hanya mempertimbangkan factor-faktor yang dapat dihitung tetapi juga potensi-potensi yang bersifat spekulatif. Untuk itu pula diperlukan seni mengalokasikan kekuatan dan kelemahan dan menciptakan sinergi diantara kekuaran-kekuatan yang ada untuk mengeliminasi kelemahan.
Kelinci dalam kisah diatas menghadapi ancaman dari rubah, serigala dan beruang dengan cara yang kreatif. Dari pengalamannya., kelinci memahami sifat-sifat binatang buas itu yang sangat mengandalakan kekuatannya dan menganggap remeh lawan. Itulah sebanya kelinci yakin betul, mereka akan meladeni tantangannya dan bertarung dimana saja. Termasuk disarang kelinci yang tersembunyi, tempat dimana kelinci telah menjalin kerjasama dengan harimau untuk memangsanya.
Kecerdikan kelinci membaca psikologi hewan-hewan besar itu tentu saja tidak cukup. Ia juga harus mampu membujuk harimau dengan cara menjanjikan makanan lezat tanpa perlu kerja keras. Dan dengan kecerdasannya berdiplomasi, harimau berhasil dirangkulnya membuat dirinya selamat dari pemangsaan dan bahkan memenangi pertarungan.
Komentar
Posting Komentar