Langsung ke konten utama

Behind The Scene Of My Blogpost : May's IHB Blogspot Challenge


Menulis di blog itu tidak pasti, terkadang ide bisa bermunculan deres seperti air namun terkadang benar-benar stuck di satu titik dimana saya benar-benar kehabisan bahan untuk dibahas. Seperti kamu, kadang muncul terus hilang lagi, entah kemana. Eeeeaa...

Namun, ketika ide itu sudah berterbangan di kepala biasanya saya langsung menumpahkannya dalam bentuk tulisan saat itu juga. Entah langsung di blog ataupun saya simpan sementara di note handphone. Niat saya jika ada yang ingin ditambahkan kan lebih mudah untuk di editnya nanti.

Kalau ditanya bagaimana saya mendapatkan ide ataupun latar belakang dalam menuliskan sebuah tulisan itu sebenarnya bukan hal yang mudah di jawab. Karena saya sendiri tidak tahu darimana saya bisa menulis itu. Bercanda deng..

Hobi tulis menulis sebenarnya sudah saya dapatkan semenjak saya masih duduk di bangku sekolah dasar, hanya mengandalkan pulpen/spidol warna-warni dan buku diary bergambar saya menumpahkan segala uneg-uneg dan perasaan saya waktu itu (dari kecil udah demen curhat ternyata). Hal-hal sederhana, jika saya membaca ulang kembali buku diari tersebut (yang sekarang udah entah kemana) pasti saya tertawa. Yah, ternyata peninggalan-peninggalan masa emas ke-alay-an saya terpatri disana. :))

Yah sudahlah kembali lagi ke topik pertama bagaimana ide saya muncul? bagaimana saya memaksa yang tadinya tidak terlintas kemudian terlintas begitu saja? Apa yang menjadi latar belakang munculnya ide saya tersebut?
Layaknya skripsi yang memiliki latar belakang dalam penyusunannya, saya rasa tulisan di blog saya pun seperti itu. Muncul karena sesuatu..

Beberapa latar belakang yang biasanya mencentuskan saya dalam menulis sebuah tulisan diantaranya adalah.

Yang pertama adalah saya menulis berdasarkan apa yang saya lihat dan alami sehari-hari, entah itu dari keluarga, sahabat, teman teman kantor dan sebagainya. Biasanya sehari setelah saya bersama mereka, pasti selalu ada inspirasi yang membuat saya "oh, saya harus menulis nih mengenai kemarin". Kayak gitu. Sederhana tapi saya sering mengalami kendala di pemilihan kata dan istilah yang tepat.
 

Dari mereka ide-ide sering bermunculan. They are my inspiration :)
Yang kedua adalah saya menulis karena  ide dari media sosial yang saya miliki. Siapa sih yang sekarang enggak punya media sosial? Hampir semua orang punya. Minimal twitter. Lalu instagram. Dan sekarang banyak yang beralih ke Path. Kebanyakan orang seenggaknya memiliki satu media sosial. Dan media sosial selain menjadi tempat untuk tetap "keep contact" dengan teman-teman lama menjadi tempat segudang informasi yang mungkin berguna buat kita. Saya tidak jarang membuka media sosial untuk sekedar tahu apa sih yang sedang menjadi trend ataupun bahan pembicaraan saat itu.
Apapun bisa tercetus sih kalau kita pintar memilah-milah informasi yang kita terima menjadi sesuatu yang enak untuk ditulis.


Beberapa media sosial yang saya miliki. Follow doong biar nambah temennya :)

Yang ketiga saya menulis berdsarkan buku-buku yang saya baca sebelumnya. Enggak bisa dipungkiri semakin banyak membaca semakin mahir juga kita merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Sedikitnya, ada informasi yang bisa kita bagikan menurut kita. Semakin kesini saya mengaku bahwa saya jarang untuk membaca, karenanya saya juga merasa blog ini hambar. Huff. Berbagai jenis buku pun saya suka. Tapi lebih suka novel sih :3

Yang terakhir dan yang pasti kebanyakan para bloggers juga merasa dengan sering melakukan blog walking pasti tercetuskan apa yang mau kita tulis nantinya. Semakin sering berjalan-jalan ke blog orang semakin banyak yang kita ketahui. Setelah itu kita jadi ikutan "gatel" untuk menulis juga. Hal ini karena blog walking itu semacam stimulus yang membuat kita jadi semangat. Toh, orang bisa menulis sedemikian jenis tulisan dan kita enggak? Hih!


Ohiya, tulisan ini diikutsertakan dalam IHB Blogspot Challenge Bulan Mei. Mau tau lebih lengkap syaratnya? Klik disini aja!
Dan sebelumnya kamu juga  bergabung dulu di indonesian-hijabblogger.com


Komentar

  1. Wah submitter challenge yg pertama nih Mba. Good luck ya. Emang ide biasanya bisa dr org terdekat kita ya. Hehe.

    Maaf Mba, yg dishare ditwitter dan mention IHB hastagnya #IHBchallengeMay Mba, kurang dikit ;p

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Event : JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017

Yeaaay, Event pertama kelar. Dan lanjut ke event selanjutnya. Yah, karena saya bekerja di stasiun televisi lokal yang lebih banyak acara yang bersifat news, event ini tidak jauh - jauh dari event politik,eh tapi enggak ada politik-politiknya sama sekali sih. Enggak ada kampanya, enggak ada debat. Event ini lebih kepada pengenalan lebih kepada calon pemimpin DKI Jakarta 2017 nanti dan peresmian stasiun tv kami sebagai stasiun resmi pilkada DKI dari KPU. Dan saya bekerja di dalamnya. Sedikit bangga. Event ini dinamakan... JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017 Bentuk undangan yang kami sebar. Pemilihan panitianya enggak ada sama sekali dilibatkan. Tahu-tahunya nama saya ada di dalam susunan LO atau Liasion Officer bareng Dian, Mas Eko dan Aisyah. Dasar Pak Okie.. Mana saya tahu kan liasion officer itu apaaaaa dan tibatiba dicemplungin gitu aja.Ternyata setelah saya baca baca lagi, LO itu penghubung antara pihak yang diundang dengan penyelenggara acara. Setelah prakteknya

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendiri.   Hadir