Langsung ke konten utama

Keluar Dari Zona Nyaman

K enyamanan memang segalanya. Namun jika kenyamanan itu malah menghalangi kita bisa jadi lebih maju dan berkembang itu yang bahaya.
Apalagi kita dihadapkan dengan kenyataan yang memang tidak kita inginkan. Hanya boleh memilih satu pilihan di antara tetap tinggal di daerah tersebut dengan kenyamanan yang mumpuni atau memilih meninggalkan kenyamanan tersebut untuk mendapatkan yang terbaik untuk kita kedepannya.

Meskipun dengan meninggalkan kenyamanan tersebut kita harus mengulang semuanya dari awal. Tapi yang kita tahu bahwa ada peluang yang sebenarnya kita inginkan.

apa sih, jadi ngelantur begini. Hehe..


Bye Eisai Indonesia!
Terima kasih untuk sembilan bulannya. Untuk pengalamannya, untuk kesenangannya, untuk pelajarannya, dan pastinya untuk kesempatan yang diberikan saya untuk pertama kali menjadi seorang HRD di bagian recruitment. Thanks A Lot! Muach!
Its time to go to the next place.

Kalau tidak dipaksakan angkat kaki dari perusahaan ini entah sampai kapan saya akan terlena dan terbuai dengannya. Saya jadi malas beranjak kemana-mana. Alhamdulillah, untungnya ada kejadian itu yang membuat saya tidak berpikir dua kali segera resign dari sana,walaupun sebenarnya alasannya juga konyol sih. 

Yang tidak bisa saya pungkiri adalah lingkungan kerja di daerah Senayan emang benar-benar nyaman dan enak. Memaksa saya untuk berkembang dan lebih percaya diri. Memaksa saya untuk lebih bekerja keras dan tahan banting. Selain itu, teman kerja yang berada di sekitar saya semuanya baik-baik dan membantu saya untuk beradaptasi lebih cepat. Namun sayangnya satu per satu teman terdekat saya disana resign dan alhasil rasanya saya merasa kehilangan.

Enggak nyangka juga ternyata makan makan di sushi tei kemarin menjadi makan-makan terakhir saya bersama mereka. Hehehe.






Bener kan? Setelah saya memutuskan keluar ternyata saya mendapatkan banyak panggilan dari perusahaan lain yang inshaa Allah saya akan menjadi karyawan tetap di dalamnya.
Aaamin.

Diusia saya yang sudah dua puluh dua tahun, Inshaa Allah perusahaan berikut adalah perusahaan ketiga saya. Dan semoga menjadi yang terakhir.
Entah bagaimanapun lingkungannya, kita sendiri yang membuatnya  nyaman atau tidak.

Bismillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Event : JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017

Yeaaay, Event pertama kelar. Dan lanjut ke event selanjutnya. Yah, karena saya bekerja di stasiun televisi lokal yang lebih banyak acara yang bersifat news, event ini tidak jauh - jauh dari event politik,eh tapi enggak ada politik-politiknya sama sekali sih. Enggak ada kampanya, enggak ada debat. Event ini lebih kepada pengenalan lebih kepada calon pemimpin DKI Jakarta 2017 nanti dan peresmian stasiun tv kami sebagai stasiun resmi pilkada DKI dari KPU. Dan saya bekerja di dalamnya. Sedikit bangga. Event ini dinamakan... JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017 Bentuk undangan yang kami sebar. Pemilihan panitianya enggak ada sama sekali dilibatkan. Tahu-tahunya nama saya ada di dalam susunan LO atau Liasion Officer bareng Dian, Mas Eko dan Aisyah. Dasar Pak Okie.. Mana saya tahu kan liasion officer itu apaaaaa dan tibatiba dicemplungin gitu aja.Ternyata setelah saya baca baca lagi, LO itu penghubung antara pihak yang diundang dengan penyelenggara acara. Setelah prakteknya

Fokus

fokus buat skripsi :') fokus buat selesai kurang dari setahun lagi :') fokus buat mencari penghasilan yang lebih besar lagi :') fokus buat bahagiain diri sendiri :') focus buat segalanya.... hingga tidak terasa ada yanfg terjatuh.. hati. PRANG!!

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng