Langsung ke konten utama

Review : Seroeni Plaza Senayan


Assalamualaikum!
Hi.

Akhirnya kesampean juga buat bisa hangout sama temen-temen kantor. Secara lengkap.
Walaupun enggak lengkap-lengkap juga sih.
Tapi ya lumayanlah karena mas Adam enggak kabur as usual. Hehehe.
Kemarin lusa sih janjiannya mau makan ayam sambal hijau di bawah jembatan polda (dekat Pasific Place) yang menurut Mbak Eva (penggagas acara) itu enak.
Yah, pinggir jalan sih. Cuma menurut saya yaudahlah kalau emang pada maunya disitu.
Dan tumben mas Adam mau diajak. Kan aneh.

Tapi sebelumnya kami sempet diskusi lah sama Mbak Nadia juga mau makan-makan dimana gitu. Ternyata doi setuju sama saya kalau kayaknya kurang sreg deh buat makan disana. Suasananya sih,menurutnya.
Yaudah daripada jauh-jauh sempet juga tuh saya mengusulkan untuk ngumpul di FX Sudirman yang cuma jalan kaki dari kantor saya.
Terus ide-ide mulai berdatangan mulai dari food court lah sampai pada akhirnya kami memutuskan untuk di Seroeni, tempat makan berasa Cina-Melayu yang pernah saya cicipi sebelumnya bersama teman teman dari divisi HRD waktu itu dalam rangka penyambutan Mbak Nadia dan saya sekaligus perpisahannya Mbak Reza (yang saya gantikan sekarang).

Untuk rasa ya standar lah. Cukup terbayarlah harga 30 ribu-an sampai 50 ribu-an dengan menikmati berbagai hidangan berbahan dasar ayam, cumi, udang dan masih banyak lagi lah. Saya tidak terlalu hafal untuk jenis makanan yang di menunya. Tahunya cuma memesan aja, terus makan deh. Hehehe.
Tapi yang jelas, Seroeni ini menyajikan minuman favorit saya yang jarang banget ada dimanapun.

Jus Semangka :)))

Untuk suasananya yang saya rasakan disitu adalah privacy-nya dapet. Enggak terlalu formal lah untuk acara ngumpul-ngumpul. Tapi enggak terlalu kayak tempat nongkrong kayak cafe.


Penampakannya dari depan. Iya, khas China-Melayu sih dekorasinya (saya juga baru nyadar)


Saya dan teman-teman duduknya rada di pinggir luar. Enggak kelihatan sih dari foto yang diatas.

Posisinya restoran ini dia di lantai tiga Plaza Senayan, kalau dari Food Court sih ke kiri. Ngikutin jalan dikit nah langsung deh. Sedikit di pojokan.



Dekornya jadi restoran tersebut kayak dibagi dua gitu supaya muatannya banyak. Depan-depanan di lokasi yang sama.
Kita berlima ke sana sekitar jam lima-an, setelah Mbak Nadia dan Mbak Rina pulang dan Mas Adam bisa kabur sejenak karena udah ga ada orang di divisinya dia.
Padahal kan rencananya jam empat dan saya dan Mbak Eva pulang jam empat. Jadiiii, kami harus bersabar untuk menunggu yang lain bekerja.

Untungnya spot foto di daerah kantor lumayan banyak. Dan, kita ngabisin memori kamera buat foto-foto sebanyak 80 foto. Hakhak!

Penunggu pohon beringin



Mata saya ga keliatan -,-"

OKE FIX. LEBAR

terima kasih qtime-nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Medical Representative

Sewaktu saya bekerja menjadi Sales Customer Opticians di Kimia Farma, tentunya melayani pelanggan itu adalah harus yang sebaik-baiknya. Lalu, yang saya ingat adalah ada laki-laki yang waktu itu katanya sedang menunggu dokter mampir ke tempat saya, melihat-lihat frame katanya. Sebagai sales di tempat tentunya saya sambut dong itu orang. Saya layani sebaik-baiknya. Eh ternyata dia cuma melihat-lihat saja. Begitupun dengan besok-besoknya. Lama lama saya KZL juga kan. Akhirnya saya berani untuk bertanya masnya ini siapa. Terus dia menjawab saya dari Ka*Be. Waktu itu saya enggak ngeh, tapi memang begitu dokter umum yang buka praktek di Kimia Farma datang, biasanya dia buru-buru langsung menemuinya. Nah. Itu perkenalan saya yang pertama dengan seorang Medical Representative. Lalu, saya juga kebetulan dekat dengan SPG yang ada di apotek saat itu. Cerita-cerita lah kita. Salah satu SPG mengaku adiknya menjadi MR sekarang dan udah tajir. Punya motor bahkan. Saya bingung kan dengan is...