Sekarang
udah tanggal berapa yah? Eh ternyata sudah tanggal sembilan dan sudah absen beberapa
hari enggak menulis blog. Huff. Im sorry... :3
By the way,
beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri “Me-Time” untuk sekedar
jalan-jalan ke sebuah toko buku di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Setelah
sebelumnya saya mengunjungi tempat yang sama bersama dengan Ibu dan kedua adik
perempuan saya untuk membelikan mereka buku soal soal. Berhubung saya waktu itu
“ngeman ngeman” keuangan supaya bisa bertahan selama sebulan itu jadi saya
waktu itu tdak langsung membelinya. Jadi, survei dulu.
Finally,
sore itu buku yang sudah saya pegang pegang sejak saat itu terbeli juga.
YEEEAAAYYY!!!
Sebuah
novel yang entah kenapa mempunyai daya tarik luar biasa itu berjudul HOPELESS
(Tanpa daya) karya Collen Hoover yang bersampulkan wajah perempuan muda
berwarna biru kehijau-hijauan (saya bingung mendiskripsikan warnanya) dan
bertebal lima ratus halaman.
Saya
terkesima dengan kata di cover buku halaman belakangnya sih sebenarnya
“Terkadang mengetahui kebenaran lebih membuat putus asa ketimbang meyakini
kebohongan”
Lalu, yang
membuat saya tertarik dari novel itu adalah penggunaan nama tokohnya yang
menggunakan nama “Dean Holder”
Saya langsung
berekspektasi bahwa lelaki ini kereeen :3 (Sedikit ga nyambung tapi gpp yah?).
Lalu khayalan saya berlanjut bahwa jika saya memiliki anak laki laki nantinya
akan saya berikan nama Dean. Saya suka banget nama itu.
Oke,
Jadi novel
ini menceritakan seorang anak perempuan yang berusia tujuh belas tahun lebih
sedikit yang tinggal di sebuah kota dengan orang tua adopsinya, perempuan
berusia tiga puluh tahunan. Sejak kecil anak ini yang diberi nama “Sky” selalu
di-Homeschooling-kan oleh Ibunya. Dilarang menggunakan intenet, tv, bahkan
sampai handphone. Untungnya Ia penurut. Oh iya, Sky ini juga mempunyai rutinitas rutin,
yaitu berlari. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk bersekolah di sekolah
umum dengan sedikit memaksa karena usianya yang akan beranjak delapan belas
tahun. Sekedar info, ternyata kalau di negara sana, anak sudah dianggap dewasa
jika sudah berusia delapan belas tahun.
Sky ini
saya pikir sangat cuek sekali, ia hanya mempunyai satu sahabat sejak kecil yang
bernama Six. Dan karena kelakuan Six yang dianggap sebagai wanita murahan
karena selalu berganti-ganti pasangan, Sky mendapatkan getahnya juga. Ia
dibully oleh teman temannya karena gosipnya ternyata menyebar ketika ia belum
masuk sekolah. Tapi pada dasarnya ia cuek, jadi ia justru semakin kuat dan tegar.
Oh iya, ini
novel juga bersifat psikologis banget. Dari awal menceritakan tentang Sky, saya
sebenarnya sudah mengulik-ngulik bagaimana masa lalunya si Sky ini. Kenapa?
Karena ketika menceritakan sisi romantisme si Sky, di novel ini menggambarkan
bahwa Sky memiliki defense mechanism yang begitu kuat ketika ia sedang
bermesraan dengan teman laki-lakinya. Ketika menjurus kepada ***, Sky selalu
menolak dengan berbagai alasan.
Hingga dia
bertemu secara tidak sengaja dengan “Dean Holder” di sebuah supermarket. Dean
Holder ini ternyata dulunya bersekolah di sekolah yang sama dengan Sky. Namun
berdasarkan gosip yang beredar, ia dipenjara di penjara anak karena kasus
kriminalitas.
Dean holder
ini memnuhi ekspektasi saya bahwa dia ganteng. Huahaha.
Yah, mereka
ternyata ga sengaja satu komplek, walaupun beda berapa blok. Akhirnya mereka
tertarik satu sama lain. Dan si Dean Holder ini kembali bersekolah di tempat
yang sama dengan Sky.
Hubungan
mereka itu disini sangat lucu. Seperti telah kenal lama, padahal baru bertemu
dalam hitungan sebulan.
Nah,
konfliknya dimulai ketika si Sky di ajak kencan Holder untuk kencan dan mereka
saat itu memutuskan untuk ke rumahnya Holder. You know what i mean..
Di saat Sky
dan Holder benar benar yakin mereka akan melakukannya,
hal itu justru membangkitkan trauma Sky yang digambarkan dengan menangis sambil
menghitung bintang-bintang yang ada di langit2 ketika akan melakukannya. Disini
sih saya sudah mulai menebak-nebak alurnya sih..
Lalu, si
Sky ini ga sengaja masuk ke kamar lisse, kembarannya Holder yang bunuh diri.
Di sini
ingatannya Sky pun terkuak semua. Tenyata dia, Lisse dan Holder adalah teman
masa kecil. Mereka bertiga adalan tetangga. Lalu, terkuak bahwa Sky bukan
diadopsi, melainkan diculik oleh Karen, Ibunya sejak usia lima tahun. Dan dia
dulu bernama Hope, karena ikut dengan Karen, namanya pun diubah menjadi Linden
Sky Davis. Huhuhu..
Tidak
terima dengan semua itu, ia pun sontak memutuskan keluar dari rumah tanpa
mendengarkan penjalasan Karen sama sekali. Dan ia masih bersama Holder
memutuskan untuk melihat rumahnya yang lama. Dimana ia masih bersama ayahnya
dan bersebelahan dengan Holder dan Lisse waktu itu.
Saya
sendiri belajar banyak disini, bagaiman trauma yang begitu mendalam bisa di
repress sedalam itu hingga lupa sama sekali dan bisa muncul ke permukaan hanya
dengan melihat kenangan secara nyata.
Bagitupun
dengan Sky ini, ternyata di masa lalunya dia pengidam trauma yang begitu dalam.
Seperti yang sudah saya bahas tadi, salah satu tandanya adalah adanya defense
mekanism terhadap lawan jenisnya karena ia tidak merasakakan apapun ketika mereka bersentuhan hingga ia bertemu
Holder, namun masih tetap tertinggal. Lalu alasan kenapa dia selalu suka
berlari lama ketika sore hari ataupun paginya. Dideskripsikan juga kenapa dia
sangat membenci hadiah dan panggilan “Princess”.
Yah, kalian
harus membacanya sendiri deh dimana kenyataan kenyataan yang sebenarnya terkuak
satu demi satu, bagaimana Sky dan Holder menghadapi kenyataan tersebut dan
harus menerimanya sebagai bagian dari diri mereka yang tak terpisahkan.
Saya
orgasme membacanya.
Selama tiga
jam entah kenapa saya benar benar kerajingan membacanya hingga selesai dan
merasakan kepuasan tersendiri setelah membaca bagian akhir dari novel ini.
Oh iya,
sekedar info, alur novel ini maju-mundur-maju, jadi ya siap siap saja harus
bisa konsen tiap membaca halamannya. Karena di halaman tiap bab, dituliskan
tanggal, bulan dan tahun cerita. Jdi ya, pastikan membacanya tepat.
Okeeee,
selesai review saya kali inii.
Semoga
kalian suka dan sudah bisa membayangkan bagaimana ceritanya.
Terima
kasih telah membaca
Komentar
Posting Komentar