Langsung ke konten utama

Teman Pulang Bareng



Saking jarangnya punya temen lawan jenis yang bisa pulang bareng itu jadi aneh ya kalau sekarang ada orang yang bisa kita ajak ngobrol dan bercanda bareng.

"aneh"

Buat saya itu pengalaman saya untuk itu jarang banget jadi saat ini saya bersyukur banget punya temen bareng sewaktu pulang kerja. Yah, meskipun hanya sampai di kereta sih.
Tapi waktunya selama duduk di kopaja atau berdiri di trans jakarta yang sekarang lebih banyak saya habiskan untuk bercakap cakap itu terasa berharga banget buat saya.

Kadangpun lucu, ketika saya enggak mengharapkan untuk bareng eh ternyata orangnya sudah ada di belakang saya. :))
Lalu, yang biasanya saya langsung pulang ketika jam kerja telah selesai, saat ini menyempatkan untuk makan di pinggir jalan dulu sama orang itu.

Intinya sih seru.
Usianya di atas saya lima tahun.
Jahil banget kalau memang cuma ada saya, tapi kicep ketika ada orang lain disekitar kami.
Awalnya saya sama sekali tidak menyangka kalau kami bisa pulang bareng karena tadinya dia itu selalu naik motor, dan saya awalnya sudah skeptis dengan kedekatan saya dengan lawan jenis lagi haha. Untuk bisa pulang bareng saja itu mimpi, ngobrol lewat chat aja udah seneng. Saya baca berkali kali bahkan.
 

Enggak.
Saya tidak berpikir ke arah situ. Haha.
Saat ini saya butuh teman dan sahabat yang banyak dari relasi kantor.
Apalagi saya merasa aman aja sih kalau sama orang tersebut.
Mungkin karena perbedaan usia yang lumayan jauh membuat saya menganggap dia sebagai abang.
Karena pada dasarnya sebagai anak pertama, saya justru merindukan sosok abang di kehidupan saya. Sosok kakak laki-laki yang bisa saya andalkan ketika saya butuh. Tempat untuk bermanja ketika saya ingin. Dan yang mengayomi saya. Duh ngomongnya malah ngelantur begini.

hehehehehe.

Saya bahagia punya teman pulang bareng.

Apalagi kalau bisa pulang bareng ke rumah yang sama. #eeaa...
bercanda ding..
 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

Manusia terbaik yang pernah kumiliki

Juli, tahun 2016..                  Kamu membawaku ke sebuah kedai kopi di pinggir jalanan pasar minggu. Setelah pulang kantor di hari itu, kamu menjemputku di halte yang tidak jauh dari kantor, bersembunyi demi menjaga hati yang saat itu masih kamu jaga.   "Mau pesan apa?" tanyamu. Sembari melipat jaket merahmu yang super tebal itu. Aku hapal banget jaket merah itu, jaket yang selalu kamu gunakan ketika kamu on duty .   "Hmm, hazelnut deh coba, es yah. Aku lagi enggak mau begadang malam ini. Mau yang ringan ringan aja." kataku, menjelaskan.   Tidak lama setelah itu, kamu pun memesan minuman kopi untuk   berdua kepada barista yang ada di situ sekaligus membayarnya. Lalu kembali ke tempat kita duduk, di sisi pojok menuju pintu keluar kedai itu.   "Jadi kamu mau ngomongin apa?" tanyaku. Sambil memasang muka sejutek-juteknya. "Jangan jutek gitu dooong ndut , kamu makin ...

more than this

I’m broken, do you hear me? I’m blinded, ‘cause you are everything I see, I’m dancin’ alone, I’m praying, That your heart will just turn around, And as I walk up to your door, My head turns to face the floor, ‘Cause I can’t look you in the eyes and say, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, Can love you more than this If I’m louder, would you see me? Would you lay down In my arms and rescue me? ‘Cause we are the same You save me, When you leave it’s gone again, And then I see you on the street, In his arms, I get weak, My body fails, I’m on my knees, Prayin’, When he opens his arms and holds you close tonight, It just won’t feel right, ‘Cause I can love you more than this, yeah, When he lays you down, I might just die inside, It just don’t feel right, ‘Cause I can love you more than thi...