Langsung ke konten utama

Uang


Membaca caption dari instagramnya Mbak @Suciutami membuat saya gateel banget buat nulisnya.
Sebuah puisi yang dituliskan oleh Uang sebagai teguran dan peringatan untuk kita.  Sebuah Ironis...

Oke, mari kita mulai..

"Namaku : UANG (suka dipanggil DUIT alias FULUS alias MONEY)

Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah namun aku mampu merombak tatanan dunia.
Aku juga bisa "merubah perilaku" bahkan "sifat manusia" karena manusia mengidolakan aku.
Banyak orang merubah kepribadiannya,mengkhianati teman, menjual tubuh bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!

Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, yang menentukan kaya miskin & terhormat atau terhina.

Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.

Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara gara aku, kakak dan  adik beradu dan saling benci karena aku.
Anak dan orang tua berselisih gara gara aku.

Sangat jelas aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku seperti Tuhan, bahkan kerap kali hamba hamba Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang. Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa manusia mau jadi budakku?

Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapapun. tapi banyak orang rela mati demi aku.
Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa jadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda.
Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tidak bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa dosa anda, anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta lalu menerima penghakimanNya.

Apakah selama hidup anda menggunakan aku dengan baik atau sebaliknya menjadikan aku sebagai Tuhan?

Ini Informasi terakhir :
AKU TIDAK ADA DI SURGA,
Jadi, jangan cari aku disana.



Salam sayangku,

Ttd
Uang"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 3 - A Memory

Ku berjalan di pinggir trotoar sebuah kawasan megah di Jakarta, menunggu mu menjemputku untuk pulang bersama, Kamu tahu, itu pertama kali kita menjalin hubungan diam diam. Kamu masih bersama dia dan hubunganmu yang bermasalah. Dan aku, sendiri. Lamban laun, kamu menyelesaikan hubungan itu dan menjalani hubungan dengan ku tanpa harus diam diam lagi, orang orang kantor pun tahu. Aku tahu, resiko ku saat itu sangat besar, mengambil seseorang yang bukan milikku. Tapi saat itu, dengan segala usaha yang kamu lakukan, berhasil meluluhkan hati seorang nourmalita zianisa. Aku juga teringat, betapa aku masih egois untuk bergantung sama kamu, semuanya harus sama kamu. Survey kost2an saat itu, kondangan, apapun, padahal aku tahu, bergantung itu tidak baik, dan terbukti saat ini, waktupun belum bisa menyembuhkan atau melupakan semua kenangan itu. Karena belum ada kenanga lainnya yang akan menimpaya. Ditambah, kamu yang setiap minggu menjemputku ketika kita mencoba menjalani hubungan jarak jauh. Yan...

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendir...

Latepost : Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan Terbelah di Langit Amerika. Karya Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra Gramedia, 355 halaman. Awal mendengar judul novelnya dari seorang Mbak Novia, saya sempat mengerinyitkan kening. Berat sekali sepertinya jalan cerita yang disuguhkan dalam novel itu. Tapi katanya bagus banget. Berhubung belum sempat membeli yaudah lah. Dan saya cenderung membeli karya orang luar dibanding karya anak negeri jadinya benar benar terlewatkan. Sampai pada akhirnya saya menemukan sosok yang bisa diajak untuk sharing buku atau novel di kantor. Dia merekomendasikan novel ini untuk saya baca. Finaly!!! Barter kok kita. Saya meminjamkan novel Tere Liye ke dia juga. Enggak Cuma asal minjem Heheheh. Yang saya buka pertama kali adalah “tentang penulisnya”. Saya baru tau dia ini juga yang membuat 99 cahaya di langit eropa toh. Dia dan suaminya sama sama orang cerdas, menurut saya. Gila belajar. Dalam hati berkata, wajar lah orang pinter jodohnya orang pinter juga. ...