Tulisan kali ini agak menyimpang dari dunia pertulisan saya sebelum sebelumnya sebenarnya. Hanya saja, saya memang ingin menuliskan apa yang saya pikirkan secara spontan. Dan tulisan ini enggak bermaksud apa apa, hanya sekedar mencurhatkan apa yang ada di hati dan pikiran (tsaaah...)
Yah, setengah puisi setengahnya cerita :)
Dear Mr.J
Sesungguhnya saya mengangumi kesederhanaan engkau sedari awal. Gaya engkau (menurut saya) yang kocak dan khas pembawaan orang jawa asli. Entah kenapa saya memang suka dengan orang berlatar belakang jawa.
Dear Mr.J..
Saya mengagumi cara kerja ketika engkau memimpin di DKI Jakarta hingga caramu blusukan banyak menuai pujian walaupun saat itu saya tidak termasuk orang yang memilihmu untuk memimpin ibu kota ini.
Dear Mr. J..
Kategasanmu untuk melelang jabatan di beberapa posisi pemerintahan serta rencanamu membuat monorel di ibukota ini membuat saya sungguh sungguh berharap akan perubahan yang nyata di kota ini..
Dear Mr.J..
Yang harus engkau ketahui adalah saya bahkan membelamu mati matian ketika semua orang memojokanmu dengan alasan alasan yang saya anggap adalah serangan fitnah yang ditujukan untuk menjatuhkan mu..
Dear Mr.J..
Saya benar benar mengagumi engkau saat kampanye waktu itu. Sungguh, Mr J..
Saya benar benar berharap dirimu dapat menggantikan sosok presiden lama yang saya kira amat sungguh lamban dengan keputusan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak serta banyaknya kasus korupsi yang merajalela.
Tapi Mr.J....
Sejujurnya saat ini saya sudah mulai kehilangan rasa kagum itu padamu.
Saya merasa dengan keputusan keputusan yang engkau ambil sangatlah tidak merakyat seperti yang engkau kampanyekan dahulu.
Dari awal pemerintahan engkau sudah menaikan harga BBM yang menurut sebagian masyarakat sangatlah memberatkan tapi waktu itu lagi lagi saya membelamu dengan alasan bahwa infrastruktur di pulau pulau seberang butuh diperbaiki.Dan menaikan harga BBM menjadi salah satu dari metode untuk itu.
Tahukah Mr.J, sungguh dasyat efek dari kenaikan BBM itu yang saya rasakan pada contohnnya awalnya uang sepuluh ribu sudah cukup menjadi ongkos angkutan saya dari Pondok Bambu ke Senayan. Tapi, setelah kenaikan minimum saya harus membayar tiga belas ribu, itupun kalau supirnya jujur dan tidak kurang ajar.
Sadarkah Mr, J, harga telur di warung Ibu saya bahkan menembus harga 24.000 per kilogram, padahal enam bulan lalu harga telur kami masih yang termurah dengan kisaran 18.000-19.000 per kilogram.
Meskipun demikian, saya masih bersyukur masih banyak orang orang yang mencari telur di warung ibu saya.
Kenapa Mr.J ?
Orang-orang yang kamu pilih untuk menduduki pemerintahan terkesan seperti upaya pemenuhan janji pembagian kekuasaan kepada orang orang yang dulunya mendukungmu. Bahkan yang terbaru adalah orang dengan indikasi korupsi tetap kamu ajukan sebagai calon tunggal ?
Bahkan terkesan dipaksakan. Siapakah yang memaksa engkau Mr. J?
Bukankah saat ini engkau yang menjadi orang nomor satu di Indonesia?
Bukankah orang nomor satu seharusnya menjadi kendali atas pemerintahannya sendiri?
Saya sungguh sungguh kecewa dengan janji janji yang engkau umbar dengan indahnya.
Kemanakah monorel itu setelah jalanan engkau persempit lalu saat ini bagaimana? Terabaikan dengan indahnya hingga keputusan untuk membatalkan proyek monorel itu engkau keluarkan melalui Mr.A yang menjadi gubernur DKI saat ini?
Saat itu saya memang belum merasakan efek dari jalanan yang dibongkar demi mega proyek itu tapi saat ini, setiap hari saya melalui jalan itu dan terkena imbas dengan adanya pengecilan jalanan yang diabaikan.
Intinya, saya merasa patah hati dengan kebijakan kebijakanmu saat ini Mr.J..
Saya sadar ini baru awal pemerintahan dan durasi engkau memimpin negara ini adalah lima tahun.
Saya sungguh berharap bahwa engkau lah yang memimpin negara ini. Bukan dipimpin.
Engkau yang mengambil keputusan berdasarkan hati nuranimu. Bukan melalui engkau keputusan diambil.
Tolonglah Mr.J, jangan kecewakan kembali saya dan jutaaan orang yang telah menyumbangkan suara demi perubahan yang lebih baik itu pada engkau.
Jangan bikin hati kami patah.
Saya berharap,
Semoga engkau selalu dilindungi oleh Allah SWT serta diberikan hidayah dan kekuatan untuk memimpin negara ini dengan segenap keikhlasan yang engkau miliki tanpa diintervensi kepentingan apapun.
Komentar
Posting Komentar