Langsung ke konten utama

Pekerjaanku

Penampakan meja kerjaku, tempat dimana hampir 8 jam aku di depannya.  
Huff,
Sudah beberapa hari ternyata blog terbengkalai dengan indahnya karena saking sibuknya saya dikejar kejar deadline untuk mencari karyawan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tempat saya bekerja saat ini.

Sibuk banget?
Iya.

Capek?
Iya.

Pusing?
Banget.

Seneng?
Iya.

Kapok ga bekerja di bagian recruitment lagi?
Enggak.

Well.
Pertama kalinya saya bekerja di bagian ini setelah lulus kuliah langsung dihadapakan dengan permintaan karyawan yang cukup tinggi dikarenakan perputaran karyawan yang keluar-masuk pun cukup tinggi ternyata cukup membuat saya kaget. Karena merasa tidak ada habisnya ini pekerjaan. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, yang saya bisa cukup santai ketika customer tidak ada disini beda. Saya harus aktif menelpon kandidat yang telah mengirimkan/meng-apply lamarannya di perusahaan.

Bekerja sebagai bagian dari HRD ternyata enggak sekeren dan sewah yang saya bayangkan pada awalnya. Saya menganggap bekerja di bagian tersebut itu mudah dan sederhana karena hanya mengurus karyawan. Tapiiiiii.......... yang saya lihat justru sangat sangat ribet. Dan melelahkan.
Lumayan menguras otak juga sih. Karena ada aspek aspek yang harus dilihat serta dipertimbangkan.


Untuk HRD itu sendiri adalah sebuah bagian atau departemen perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya manusia di dalam perusahaan, dimulai dari tugas perencanaan yang sering disebut HR Planning, perekrutan yang sering disebut Recruitment & Selection, pengembangan yang sering disebut Training & Development, Pengelolaan Kinerja yang sering disebut Performance Management, penggajian yang sering disebut Compensation & Benefit dan membina hubungan kerja yang sering disebut dengan istilah Industrial Relation atau hubungan Industrial.

Nah kebetulan saya saat ini berada di bawah departemen Recruitment & Selection. Tugasnya ?

Mungkin saya tidak bisa menjabarkan secara total yah, seperti apa recruitment itu tugasnya, namun yang saya kerjakan ini mungkin bisa menjadi gambaran sekilas.

Sejak pagi di depan komputer yang saya lihat adalah cv dan cv. Cv yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan tentunya akan saya keep di database, sesuai dengan lokasinya. Buat yang tidak? tentu saja tidak akan saya keep. Inilah yang disebut proses screening cv. Sebuah proses awal dari recruitment.
Darimana CV ini saya dapatkan?
Sebagian besar dari email dan jobstreet. Enaknya di bagian ini adalah kita dapat buka buka cv orang semaunya (ini ga boleh ya anak anak...) ya begitulah.

Biasanya saya mengkhususkan hari dimana saya akan fokus untuk hanya melakukan screening cv hingga saya eneg (ini juga ga boleh) lalu setelahnya adalah ketika saya harus melakukan phone interview. Biasanya patokannya adalah daerah dimana adanya vacancy (kebutuhan karyawan). Kadang pun saya loncat koncat menelfonnya. Dari Jawa, lalu Sumatera, balik lagi ke Jawa terus ke Kalimantan.
Intinya, sehari itu kudu mesti melakukan phone interview dengan kandidat yang cv nya telah saya keep.
Sehari sih biasanya saya memasang target untuk melakukan phone onterview sebanyak 10 orang. Tapi terkadang bisa kurang atau lebih. Tergantung kerjaan yang saya handle hari itu.
Biasanya saya menanyakan mengenai pengetahuan si kandidat mengenai perusahaan, alasan mengapa dia mengirimkan lamarannya, kenapa dia keluar dari perusahaannya yang lama sampai penempatannya nanti bagaimana apakah dia bersedia jika ditempatkan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia atau tidak.
Senang sih, saya jadi banyak mendengarkan cerita dan alasan alasan orang, belajar jadi lebih menghargai orang yang jelas. Bagaimanapun mereka tetep struggle mencari pekerjaan buat hidup.
Namun, ketika awal awal saya dikira bocah karena suara saya yang memang begini adanya. Padahal inipun sudah saya buat seperti suara hrd pada umumnya (emang ada?) hahah.

Nah, tiap kandidat yang sudah saya hubungi biasanya akan saya simpan di candidat tracker, jadi ada jejaknya. Candidat tracker itu adalah data data ringkas kandidat seperti nama, ttl, no hp,email, posisinya apa, tanggal phone interviewnya kapan, hingga keterangan kapan dia di hired.
Disini saya berperan juga sebagai admin HRD, karena mengurus data sekecil apapun dan menyimpannya di database.

Oke, setelah phone interview saya rasa cukup saya akan meng-arrange jadwal kandidat tersebut untuk dilakukan psikotes. Untuk di luar Jakarta, saya biasanya akan menghubungi biro psikotes provider dari perusahaan untuk menanyakan kapan bisa diadakan lalu mengirimkan surat pengantar untuk kandididat yang akan diundang.
Nah setelah itu saya mainan hape deh (ini bohong). Mengirimkan undangan psikotes untuk kandidat yang telah diinterview via telpon. Lalu, setelah konfirmasi akan hadir saya mengirmkan berkas yang harus diisi dan dikirim balik via email.
Disini sebagai admin banget lah ceritanya.

Untuk psikotes yang di Jakarta, biasanya diadakan di Head Office dan setelah konfimasi dulu dengan atasan saya pastinya . Setelah pasti, saya akan menghubungi psikolog yang akan menjadi tester dan interviewer nantinya. Setelah fix jadwal, saya akan membooking meeting room dimana psikotes dan interview itu dilaksanakan. Jika tidak ada psikolog yang bersedia hadir, biasanya saya sendiri yang menjadi tester untuk pelaksanaan psikotes.
Thanks God, ilmu di deta counsulting kemarin berperan banget disini. Biasanya yang saya hadapi adalah anak anak sekarang adalah orang dewasa yang siap kerja.
Untuk skoring pun saya, jika tidak ada psikolog yang hadir. Tapi jika ada psikolog, biasanya saya serahkan semuanya ke psikolog. Hehehehe.

Setelah psikolog, saya akan kembali berurusan dengan kandidat lagi. Untuk dijadwalkan bertemu dengan user. Mnegirimkan data data kandidat ke user hingga kembali menjadwalkan kandidat untuk dilakukan Medical Check Up untuk tahap akhir.

Saya rasa memang ketika bekerja kita harus siap dengan segala segala kemungkinan yang terjadi. Siap melakukan tantangan apapun dan harus bisa melakukan apapun yang dikondisikan kita harus melakukannya walupun kita belum siap.

Oke,
Detail pekerjaan saya cukup sampai disitu. Selebihnya untuk pembuatan kontrak dan lain lain adalah tugasnya Mbak Nadia Sabrina.

Disini juga saya membuat pembayaran loh, atau finance support document biasanya disingkat FSD. FSD ini apa? tagihan tagihan dari provider baik itu biro ataupun klinik untuk MCU. Pembayaran psikolog juga saya yang buat.

Saya berharap saya bisa jadi lebih sigap nanti ketika saya benar benar bekerja sebagai HRD. Inshaa Allah..

Makanya terkadang waktu bisa padaaaaaat banget tapi bisa lowong.
Lowongpun saya manfaatkan untuk menulis blog ini :3


Terima kasih sudah mau capek capek membaca :)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Event : JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017

Yeaaay, Event pertama kelar. Dan lanjut ke event selanjutnya. Yah, karena saya bekerja di stasiun televisi lokal yang lebih banyak acara yang bersifat news, event ini tidak jauh - jauh dari event politik,eh tapi enggak ada politik-politiknya sama sekali sih. Enggak ada kampanya, enggak ada debat. Event ini lebih kepada pengenalan lebih kepada calon pemimpin DKI Jakarta 2017 nanti dan peresmian stasiun tv kami sebagai stasiun resmi pilkada DKI dari KPU. Dan saya bekerja di dalamnya. Sedikit bangga. Event ini dinamakan... JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017 Bentuk undangan yang kami sebar. Pemilihan panitianya enggak ada sama sekali dilibatkan. Tahu-tahunya nama saya ada di dalam susunan LO atau Liasion Officer bareng Dian, Mas Eko dan Aisyah. Dasar Pak Okie.. Mana saya tahu kan liasion officer itu apaaaaa dan tibatiba dicemplungin gitu aja.Ternyata setelah saya baca baca lagi, LO itu penghubung antara pihak yang diundang dengan penyelenggara acara. Setelah prakteknya

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng

ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

  Asus. Hem, pertama kali denger di telinga apa sih yang nyantol di kepala kalian? Honestly, kalo gue langsung kepikiran "brand yang tahan banting" sih. Bukan apa apa, sejarah handphone gue dengan merk tersebut bener bener membuktikan hal itu.  Saat itu, hp gue b ener-bener lompat dan terjatuh dari motor pas jalan, dan masih baik baik aja. Akhirnya mati total ya karena kecemplung di air. Sedih gue tuh.. Eh, kita skip deh ya curcolnya. Yang mau gue bahas di sini itu adalah tentang laptopnya . Dari brand yang sama, Asus.   ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400   Well, produk ini adalah produk terbaik asus untuk di kelasnya. Pada sadar kan? Bahwa semenjak pandemi dan semenjak menjamurnya kehidupan WFA ataupun hybrid system di kalangan akademisi ataupun karyawan perkantoran, kebutuhan akan laptop dengan daily driver yang bertenaga itu tumbuh secara significant?   Dan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400 bisa jadi adalah jawaban untuk kebutuhan itu sendiri.   Hadir