Langsung ke konten utama

Jatuh cinta diam diam



Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta.
Hanya bayangan orang itu yang ada di benakmu..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta..
Kamu ingat percakapan mu sedetail itu dengan orang itu..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta..
Kamu selalu berusaha dekat dengan yang kamu cintai..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta..
Waktu seakan sebentar ketika bedua dan yang kamu inginkan adalah perpanjangan waktu..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta..
Senyummu lebih mengembang bahkan lebih dari adonan kue..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta..
Kamu selalu ingin tahu banyak tentangnya, tapi kamu selalu takut untuk memulainya..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta..
Kamu rela meluangkan waktumu yang sempit hanya untuk meluaskan waktumu bersamanya..

Kamu tahu ketika kamu sedang jatuh cinta jatuh cinta..



Kamu tahu ketika kamu jatuh cinta..
Kamu diam diam mendoakannya dari jauh..
Mengharapkan jodohmu itu adalah dia..
Meminta bahkan mengemis kepada Tuhanmu
Bersabar dalam penantianmu yang bahkan kamu sendiri tidak akan tahu akan sampai kapan.

Kamu tahu ketika kamu jatuh cinta..
Selalu ada alasan untuk mengubah dirimu menjadi jauh lebih baik dari saat ini.
Dan kamu ikhlas mengubahnya..


Kamu tahu ketika kamu jatuh cinta..
Kamu akan menahan diri untuk tidak menceritakan apapun tentangnya kepada siapapun.

Kecuali kepada Ibumu dan Tuhanmu.

Kamu tahu ketika kamu jatuh cinta..
Selalu ada bahan cerita yang diceritakan kepada ibumu.
Sembari berharap ibumu merasakan apa yang kamu harapkan.
Meminta secara eksplisit ingin didoakan agar bisa bersamanya.
Yah, karena kamu paling tahu tiada apapun di dunia ini yang lebih mujarab dibandingkan doa ibumu. Kamu sangat mempercayai itu.

Kamu tahu ketika kamu jatuh cinta..
Kamu menitipkan salam kepadanya melalui Tuhanmu berkali kali.
Tanpa merasakan bosan sedikitpun.
Kamu menyebutkan namanya dalam adahan tanganmu.
Di tengah hari yang terik, atau di tengah hari yang gelap..

Kamu tahu ketika kamu jatuh cinta.
Kamu enggak berharap apapun untuk meraihnya saat ini..

Kamu inginkan jangka panjang.
Hubungan yang lama dan baik..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Event : JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017

Yeaaay, Event pertama kelar. Dan lanjut ke event selanjutnya. Yah, karena saya bekerja di stasiun televisi lokal yang lebih banyak acara yang bersifat news, event ini tidak jauh - jauh dari event politik,eh tapi enggak ada politik-politiknya sama sekali sih. Enggak ada kampanya, enggak ada debat. Event ini lebih kepada pengenalan lebih kepada calon pemimpin DKI Jakarta 2017 nanti dan peresmian stasiun tv kami sebagai stasiun resmi pilkada DKI dari KPU. Dan saya bekerja di dalamnya. Sedikit bangga. Event ini dinamakan... JUMPA CALON PEMIMPIN JAKARTA 2017 Bentuk undangan yang kami sebar. Pemilihan panitianya enggak ada sama sekali dilibatkan. Tahu-tahunya nama saya ada di dalam susunan LO atau Liasion Officer bareng Dian, Mas Eko dan Aisyah. Dasar Pak Okie.. Mana saya tahu kan liasion officer itu apaaaaa dan tibatiba dicemplungin gitu aja.Ternyata setelah saya baca baca lagi, LO itu penghubung antara pihak yang diundang dengan penyelenggara acara. Setelah prakteknya

Fokus

fokus buat skripsi :') fokus buat selesai kurang dari setahun lagi :') fokus buat mencari penghasilan yang lebih besar lagi :') fokus buat bahagiain diri sendiri :') focus buat segalanya.... hingga tidak terasa ada yanfg terjatuh.. hati. PRANG!!

Kisah Sepasang Suami Istri dan Kapal Pesial

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami isti berlari menuju sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai disana, mereka menyadari bahwa hanya ada satu tempat yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakan sebuah kalimat. Sebelum sekoci itu menjauh dan kapal itu benar-benar tenggelam. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “ Menurut kalian, apa yang diteriakkan sang istri?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “ Aku benci kamu!”, “Kamu egois!”, atau “Tidak tahu malu!” Tapi kemudian guru tersebut menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Dan ternyata jawabannya diluar apa yang murid lain pikirkan. Murid tersebut menjawab: “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak,’Tolong jaga anak kita baik-baik”. Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu pernah mendeng